Berikut ini adalah beberapa perbandingan, ulasan dan juga kelebihan dan kekurangan film Sewu Dino dibanding versi utasnya.
Latar
Sejak KKN di Desa Penari ditayangkan, ada banyak fans yang menggaungkan untuk menayangkan salah satu utas Simpleman yang diyakini lebih horor dan menyeramkan: Sewu Dino.
Ketika trailer film ini ditayangkan, saya pun membaca utas tersebut. Trailernya pun cukup menggambarkan yang ada di utas sesuai imajinasi saya pribadi.
Beberapa perubahan yang terjadi adalah latar dimana di utas disebut kejadian terjadi pada tahun 2001, sementara latar film adalah tahun 2003. Meski latar tahunnya sedikit berbeda, di film kita akan melihat unsur-unsur penguat latar tersebut seperti tape dan kaset, pakaian jadul, serta pecahan mata uang yang berlaku di masanya.
Penambahan tape pemutar kaset yang sebenarnya tidak ada di utas adalah untuk dramatisasi film dan itu cukup diterima, khususnya bagi penonton awam yang menginginkan atmosfir lebih horor.
Latar Jawa juga cukup kental meski dirusak oleh dialog campur-campur Indonesia dan Jawa. Akan lebih baik jika menggunakan satu bahasa saja karena dialog gado-gado tersebut lama-lama cukup mengganggu.
Pengembangan karakter
Adaptasi dan improvisasi paling besar adalah pengembangan beberapa karakter yang dibuat sedikit berbeda antara versi utas dan versi film. Meski berkutat pada karakter yang itu-itu saja, ada karakter yang sengaja diubah demi kebutuhan film.
Pertama adalah karakter Karsa Atmojo yang diperankan oleh Karina Suwandi. Â Sosok ini digambarkan sebagai wanita yang meski sudah sepuh tapi tetap anggun dan berwibawa, membuat siapapun segan untuk sekedar menatapnya.