Aku langsung menyalami pria tua tersebut, kemudian dia mengantarku ke dalam bangunan Masjid Agung At-Taqwa.
"Silakan dan boleh-boleh saja. Banyak koq orang yang datang dan menginap di sini. Tapi ingat, jangan lupa jaga barang-barang kamu."
Aku mendengar setiap kata yang diucapkannya. Rasanya lega karena tak harus menggembel di jalanan malam ini. Tak hanya itu, beliau juga menawarkan tidur di kamar daripada menginap di dalam atau area tempat sholat yang langsung kutolak karena sungkan.
Kami berkenalan dan berbasa-basi menanyakan 1-2 pertanyaan yang umumnya sering ditanyakan pada orang asing. Pak Mahfud namanya, dan sepertinya dia adalah marbot masjid ini.
"Kamu dari mana?"Â tanya Pak Mahfud.
"Ini nanya saya asalnya dari mana nih? Atau nanya saya habis dari mana? Kalau asal sih dari Jakarta, tapi saya habis dari Palembang," jawabku sedikit berkelakar.
Pak Mahfud kemudian pergi dan membiarkanku beristirahat. Setelah mandi dan bersih-bersih, aku langsung merebahkan badan. Selang 10 menit kemudian, tiba-tiba Pak Mahfud datang dan membangunkanku.
"Tas kamu mending masukin ke dalam kamar aja. Hati saya nggak tenang. Kemarin saya sempat kecolongan. Ada yang handphonenya hilang pas nginep di sini," ujarnya dengan sedikit cemas.
Aku pun langsung membawa tas dan menyimpan barang-barang penting di dalam sebuah kamar yang lebih mirip gudang.
Setelah obrolan singkat, aku kembali rebahan hingga akhirnya tertidur pulas.