Setelah lewat seperempat abad lebih, aku berkesempatan mengunjungi kembali kampung halaman ini. Karena sedang melakukan road trip, aku menggunakan jalur darat dari Palembang ke Bengkulu dengan waktu tempuh selama 12 jam.
Travel datang menjemputku jam 10 pagi, artinya aku akan tiba di Bengkulu jam 10 malam. Sayangnya karena sibuk antar jemput dan drop sana sini, perjalanan sedikit molor karena aku baru tiba di Bengkulu jam 10 malam.
Sebuah dilema muncul, karena besok paginya aku memiliki urusan penting, ditambah hari sudah larut malam. Aku kebingungan mencari tempat menginap malam itu.
Jika menginap di penginapan budget room sekalipun, rasanya sedikit mubazir karena hanya digunakan kurang dari enam jam. Apa lagi saat itu aku juga harus menekan pengeluaran karena perjalanan masih panjang.
Terbesit ide sedikit gila. Bagaimana kalau cari tempat umum yang sedikit layak untuk sekedar merebahkan badan. Hasil googling membawaku ke sebuah tempat yang menjadi alun-alun kota sekaligus menyatu dengan bangunan masjid: Berendo Kota Bengkulu. Sempurna!
"Kalau beruntung, aku bisa menginap di dalam masjid,"Â pikirku saat itu.
Sejujurnya itu bukan kali pertama aku menginap di masjid. Dulu, aku juga pernah melakukannya bersama teman-teman lain.
Bedanya, kini aku hanya menginap sendiri. Ditambah lagi, sebenarnya aku adalah seorang nonmuslim.
***
"Wah boleh ya, pak?" ujarku dengan penuh semangat menyambut ajakan itu.