Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melacak Akar Kebahagiaan: Apa Sebenarnya yang Membuat Kita Bahagia?

26 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   19:10 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hiki App on Unsplash 

Kita sering kali terjebak dalam perangkap 'bahagia nanti'. Bahagia nanti, setelah mendapatkan pekerjaan impian. Bahagia nanti, setelah menikah. Bahagia nanti, setelah punya rumah sendiri. Tapi, kebahagiaan sejati tidak ada dalam 'nanti'. Kebahagiaan sejati ada dalam 'sekarang'.

Karena pada akhirnya, kebahagiaan adalah tentang merasa cukup. Tidak perlu selalu mengejar, tidak perlu selalu memburu. Cukup merasakan, cukup menghargai, cukup bersyukur. Itulah yang membuat bahagia.

Demikianlah sedikit cerita tentang kebahagiaan. Semoga bisa menjadi inspirasi dan pencerahan. Semoga bisa membantu menemukan kebahagiaan sejati. Semoga bisa membuat hidup lebih baik, lebih bahagia, dan lebih berarti.

Referensi:

  1. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials: A review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annual review of psychology, 52(1), 141-166.
  2. Lyubomirsky, S., & Dickerhoof, R. (2005). Subjective happiness. In Handbook of positive psychology (pp. 803-810). Oxford University Press.
  3. Seligman, M. E. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. Simon and Schuster.
  4. Ryff, C. D., & Singer, B. H. (2008). Know thyself and become what you are: A eudaimonic approach to psychological well-being. Journal of Happiness Studies, 9(1), 13-39.
  5. Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: an experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of personality and social psychology, 84(2), 377.
  6. Lyubomirsky, S., Sheldon, K. M., & Schkade, D. (2005). Pursuing happiness: The architecture of sustainable change. Review of General Psychology, 9(2), 111-131.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun