Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melacak Akar Kebahagiaan: Apa Sebenarnya yang Membuat Kita Bahagia?

26 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   19:10 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hiki App on Unsplash 

Sebuah cerita nyata datang dari seorang teman yang baru saja lulus kuliah. Meski belum mendapatkan pekerjaan, dia tetap bersyukur dan merasa bahagia karena bisa menyelesaikan studinya. Baginya, kebahagiaan datang dari penghargaan atas pencapaian pribadi, bukan dari ekspektasi masyarakat. Jadi, syukurilah apa yang ada dan biarkan kebahagiaan mengalir.

Kebahagiaan Itu Sederhana

Serius, kebahagiaan itu sederhana. Sangat sederhana. Bukan, bukan berarti gampang, tapi sederhana. Bukan berarti tanpa tantangan, tapi sederhana. Mungkin sekarang semua berasumsi bahwa kebahagiaan itu rumit, membingungkan, dan sulit. Tapi, coba kita renungkan sejenak.

Pernah dengar tentang 'bahagia itu sederhana'? Itu bukan cuma pepatah. Itu realita. Kita bisa bahagia hanya dengan menikmati secangkir kopi di pagi hari, membaca buku favorit, atau berjalan-jalan di taman. Kita tidak perlu sesuatu yang besar dan dramatis untuk merasa bahagia.

Misalkan seorang pelajar yang merasa bahagia hanya dengan mendengarkan lagu favoritnya setelah sekolah. Atau seorang pekerja kantoran yang merasa bahagia hanya dengan menonton serial favoritnya setelah pulang kerja. Lihat? Kebahagiaan itu sederhana.

Kebahagiaan Itu Pilihan

Terakhir, ada satu hal yang perlu kita ingat: kebahagiaan itu pilihan. Bukan kebetulan, bukan nasib, bukan keberuntungan. Kebahagiaan adalah hasil dari pilihan yang kita buat. Setiap hari, setiap saat, kita memiliki pilihan: mau bahagia atau tidak.

Bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun, kita bisa memilih untuk bahagia. Bukan berarti mengabaikan masalah atau menghindari kenyataan, tapi melihat dari sudut pandang yang berbeda. Mencari hikmah di balik cobaan. Menerima dengan lapang dada. Itu pilihan.

Misalnya, ada seorang pemuda yang baru saja putus cinta. Dia bisa memilih untuk meratapi dan merasa sengsara, atau dia bisa memilih untuk belajar dari pengalaman tersebut dan bergerak maju. Dia bisa memilih untuk terjebak dalam masa lalu, atau dia bisa memilih untuk membangun masa depan yang lebih baik. Lagi-lagi, kebahagiaan itu pilihan.

Kebahagiaan Adalah Proses, Bukan Tujuan

Terakhir, dan mungkin yang paling penting, kebahagiaan bukanlah tujuan. Kebahagiaan adalah proses. Bukan sesuatu yang harus dicapai, tapi sesuatu yang harus dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun