Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Mengembangkan Empati dalam Dunia yang Keras

22 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 29 Juli 2023   13:45 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, jadilah pendengar yang baik. Empati dimulai dari mendengar. Bukannya hanya mendengar untuk merespons, tapi mendengar untuk memahami. 

Bukan hal yang mudah, tapi tentu bisa dilatih. Dengan mendengar, kita bisa memahami perspektif orang lain dan memahami apa yang mereka rasakan.

Kedua, jangan cepat men-judge. Menilai orang lain tanpa mengetahui apa yang mereka alami itu nggak adil, kan? Jadi, sebelum menghakimi, lebih baik berusaha memahami dulu apa yang sedang mereka hadapi. Berusahalah berpikir dari sudut pandang mereka.

Ketiga, berlatihlah untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ini mungkin terdengar sulit, tapi bisa dilakukan dengan perlahan. 

Misalnya, jika teman sedang sedih, coba bayangkan diri sendiri di posisi mereka. Dengan begitu, perasaan dan emosi mereka bisa lebih dipahami.

Empati dan Dunia Digital

Dunia digital, dunia di mana kita berinteraksi tanpa batas waktu dan ruang. Di era digital ini, penting untuk membawa empati ke dalam setiap interaksi yang kita lakukan. 

Coba bayangkan, berapa banyak orang yang merasa terluka karena kata-kata kasar di media sosial? Dengan lebih empati, kita bisa membuat dunia digital menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman.

Empati juga bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan bullying digital. Dengan lebih memahami apa yang dirasakan oleh korban bullying, kita bisa menjadi lebih berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, sehingga tidak menambah luka yang ada.

Pada akhirnya, empati di dunia digital bukan hanya soal merasakan apa yang dirasakan orang lain, tapi juga soal bertindak dengan bijaksana dan mempertimbangkan perasaan orang lain.

Empati dalam Konteks Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun