Kedua, jangan takut untuk mencoba lagi. Ingat, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kita bisa belajar dari kegagalan tersebut dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda.
Ketiga, mintalah dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Mereka bisa memberikan motivasi dan dukungan yang kita butuhkan untuk mengatasi rasa putus asa ini.
Contoh Kasus 'Learned Helplessness'
Untuk lebih memahami 'Learned Helplessness', mari kita lihat contoh kasus.
Misalnya, ada seorang remaja yang selalu mendapat nilai buruk di matematika. Dia sudah berusaha keras, tapi nilai tetap saja tidak membaik. Akhirnya, dia merasa bahwa apa pun yang dia lakukan, dia tidak akan bisa berhasil dalam matematika. Inilah contoh 'Learned Helplessness'.
Namun, jika remaja tersebut mengubah pola pikirnya, mencoba belajar dengan cara yang berbeda, dan mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar, dia bisa mengatasi 'Learned Helplessness' ini.
'Learned Helplessness' dan Generasi Muda
'Learned Helplessness' ini bukanlah fenomena yang hanya terjadi pada generasi tertentu. Namun, dalam konteks generasi muda, ini menjadi hal yang cukup penting untuk diperhatikan.
Dalam era digital ini, kita seringkali dihadapkan pada tantangan dan tekanan yang cukup besar. Ini bisa membuat kita merasa gak berdaya dan akhirnya menyerah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi 'Learned Helplessness' ini.
Pesan Terakhir
Sebagai penutup, ingatlah bahwa 'Learned Helplessness' bukanlah nasib yang harus diterima. Kita semua memiliki kekuatan untuk mengubah situasi dan mencapai tujuan kita. Jangan biarkan rasa putus asa ini menghancurkan kita, tetapi gunakanlah itu sebagai dorongan untuk terus berusaha dan mencoba lagi.