Belajar menerima diri: Terakhir, belajarlah untuk menerima diri apa adanya. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak perlu selalu mengikuti tren atau kegiatan yang dilakukan orang lain untuk menjadi diri yang lebih baik.
Sebagai analogi, bayangkan FOMO seperti sebuah balon. Ketika kita terus menerus mengikuti tren dan kegiatan yang dilakukan orang lain, balon tersebut akan terus mengembang dan akhirnya meledak. Namun, dengan mengendalikan perasaan FOMO, kita bisa mencegah balon tersebut meledak dan menjaga keseimbangan hidup.
Kesimpulannya, FOMO merupakan fenomena yang semakin marak di era digital ini. FOMO dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti efek bandwagon, pengaruh media sosial, dan dorongan untuk mencapai kesuksesan.Â
FOMO sebenarnya adalah cara yang tidak sehat untuk memenuhi kebutuhan afiliasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perasaan FOMO dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H