Sembuhkan aku dari penindasan.
Dari ketidakadilan."
Pasien itu menangis,
pelan dan dalam.
Air matanya menjadi percik api,
membakar daun kering di hati sang dokter muda.
Itulah awal api yang menyala.
Dokter Soetomo diam merenung.
"Tak ada kekuatan yang lebih dahsyat daripada pikiran-pikiran yang berpadu.
Ia api yang tumbuh menjadi kobaran besar, membakar belenggu penjajahan demi kebebasan bangsanya."
Catatan itu ditulis oleh Darta,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!