Kisah hidupnya pengingat bahwa saksi mata seringkali memikul beban yang sama beratnya dengan korban. Dan meskipun mereka mungkin mencoba menyembunyikannya, seperti Lee menyimpan foto-fotonya di loteng, akhirnya kebenaran itu selalu muncul ke permukaan.
Karya-karyanya, yang sempat tersembunyi, kini abadi, berbicara tentang kehancuran dan keindahan, keberanian dan kelemahan, kemenangan dan kesakitan.
Lee Miller mengajarkan kita bahwa perang tidak pernah hanya tentang medan tempur. Ia juga tentang perang batin, yang terus berlanjut bahkan setelah senjata-senjata berhenti ditembakkan.
Sebagai saksi, dia tidak hanya mengabadikan sejarah, tetapi juga menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang rapuh, yang meskipun terlihat kuat, tetap bisa patah di dalam. *
Jakarta, 24 Oktober 2024
CATATAN
(1) Penyakit yang biasa dialami oleh mereka yang terlibat dalam perang brutal:
The Library of Congress (.gov)https://www.loc.gov collectionsPTSD: A Lasting Impact of War | Impact of Service | Serving: Our Voices
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H