Artikel ini mungkin cukup panjang, sudah ada dalam bentuk e-book pdf, silahkan didownload pada link berikut ini atau link lainnya. Â
The Missing Link adalah
The missing link adalah istilah yang digunakan dalam teori evolusi untuk menjelaskan relasi/hubungan antara individu pendahulu ke individu peralihan/perantara (the missing link ini) ke individu terakhir atau individu modern. Karena dalam teori evolusi menganggap bahwa mahluk sekarang ini atau individu sekarang ini berangkat dari sesuatu yang sama, karena menerima proses yang berbeda (seleksi alam) maka yang berhasil melewatinya, menjadi individu baru.Â
Charles Darwin tidak secara jelas dan terang bahwa manusia berasal dari kera (homo sapiens dan saudara homo lainnya) hanya pada para penafsir pendapat Darwin-lah yang beranggapan bahwa dengan begitu "manusia bisa dikatakan berasal dari kera, sama dengan kera, kakek moyang manusia sama dengan kakek moyangnya monyet". "Piye gelem diomongne lek mbah-buyutmu podo karo mbahe kethek?". Susah juga mengelak dari penafsiran seperti itu, sama susahnya untuk tidak marah dikatain begitu. Orang yang berfikiran terbuka masih bisa menerima dan beranggapan mungkin saja bisa begitu, orang lainnya yang cuek "Anggepen wong gedeng, beres!".
Kenapa the missing link ini menjadi bermasalah? Kenapa the missing link ini menjadi masalah besar? Itu karena Charles Darwin menduga atau beranggapan bahwa proses terjadinya perubahan itu dengan sendirinya (seleksi alam). Jadi permasalahan itu ada pada proses pembentukannya yaitu seleksi alam. Gimana ya menjelaskan ini? Repot juga saya jadinya! Pakai perumpamaan saja, kita umpamakan makanan yang bahan dasarnya ketela pohon, kita sebut Ubi.Â
Saat ini di meja sudah ada 3 jenis makanan dengan bahan dasar ubi, satu ubi bakar, dua ubi goreng, tiga ubi rebus. Ubi bakar adalah ubi yang proses masaknya dibakar. Ubi goreng adalah ubi yang proses masaknya digoreng. Ubi rebus adalah proses masaknya direbus. Yang jadi masalah adalah Darwin mengatakan bahwa proses bakar, proses goreng, dan proses rebus itu terjadi dengan sendirinya (seleksi alam), tidak ada koki yang memasak dalam prosesnya.Â
Karena proses terjadinya dengan sendirinya, maka ada pertanyaan, untuk ubi bakar bolehlah ubi datang langsung bakar dalam bara api. Untuk ubi goreng dan ubi rebus, sebelum digoreng dan direbus, ubi itu harus dikuliti, karena proses terjadinya dengan sendirinya, seharusnya ada dong ubi yang tersisa belum sempat tergoreng ataupun terebus, atau seharusnya ada dong ubi yang terkuliti yang sebagian saja, apalagi belum sempat tergoreng atau terebus.Â
Atau seharusnya saat ini ada dong ubi goreng atau ubi rebus yang setengah terkuliti, atau tergoreng dan terebus tanpa terkuliti. Ubi yang terkuliti dan ubi yang terkuliti sebagian yang belum sempat tergoreng ataupun terrebus adalah the missing link, karena Darwin mengatakan prosesnya terjadi dengan sendirinya. Seharusnya ada sebagian bukti dari sisa-sisa ubi yang gagal melewati seleksi alam (proses).Â
Seandainya saja Darwin mengatakan dalam prosesnya ada koki yang memasak semua hidangan yang ada di meja, tentu saja pertanyaan tentang ubi yang hanya terkuliti atau terkuliti sebagian (the missing link) tidak akan muncul, atau tidak akan ditanyakan. Bahkan  bisa ditambahkan menu yang ada di meja, ada ubi bakar, ubi goreng, ubi rebus "semua bentuk ubi masih terlihat", ada jemblem, ada klepon, ada lemet "sudah tidak terlihat seperti dari ubi", ada gatot, ada oyek, ada tape, ada gethuk, dan seterusnya.Â
Semua yang ada di meja ini berbahan dasar sama yaitu ubi, hanya sama koki dibuat berbeda-beda dan mulai proses yang berbeda-beda. Karena dalam prosesnya ada koki dibalik semua hidangan tersebut, maka tidak ada sisa, atau bahkan kotoran yang tersaji di meja makan, semua tersaji dengan sempurna, bentuk dan rasanya. Tentu saja si tape tidak akan marah dikatakan dari bahan yang sama dengan lemet ataupun jemblem dan semuanya.
Berangkat dari akar masalah yang sama dengan the missing link inilah sains atau ilmu pengetahuan ini bergerak. Dari akar yang sama ilmu pengetahuan modern bergerak selama  ratusan tahun sampai ke peradaban atau kehidupan modern saat ini. Pertanyaan akan asal-usul kehidupan ini menggiring kita melakukan penelitian dan pencarian selama ratusan tahun dan terus disambungkan dari generasi ke generasi sampai pada kita saat ini.
Karena itu pulalah saat ini ada banyak macam cabang ilmu pengetahuan, secara garis besar ada tiga jenis ilmu pengetahuan yang berusaha mengungkap asal-usul kekehidupan atau bahkan asal-usul jagat raya atau alam semesta.