Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Makna Angka 1 Sampai dengan 10

15 Desember 2020   00:17 Diperbarui: 26 April 2021   11:26 35546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah angka sepuluh kita tahu angka selanjutnya adalah angka sebelas, dua belas, tiga belas dan seterusnya sampai angka dua puluh. Selanjutnya angka dua puluh satu sampai angka tiga puluh. Dan seterusnya terus berulang-ulang.

Di sini yang bisa kita lihat adalah bahwa sesungguhnya menghidupkan dan mematikan itu adalah hal yang mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, membuat hal yang serupa seperti sebelum itu mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Hidup dan mati seperti mainan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala bahkan barang yang paling dekat dengan kita "smartphone dan computer" bekerja berdasarkan hidup dan mati yang diulang-ulang sampai 8 kali atau 16 kali pembacaannya baru muncul satu karakter.

Allah Subhanahu wa Ta'ala itu satu dan satu-satunya, perbedaan dengan mahluknya adalah mahluknya pasti perpasang-pasangan atau terkena dampak dari berpasang-pasangan. Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan siang dan malam berpasangan, bukan berarti Allah Subhanahu wa Ta'ala membelah dirinya menjadi siang satu dan menjadi malam satu kemudian digabungkan atau dipasangkan.

Siang dan malam itu diciptakan dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada kemudian dipasangakan dijadikan sebuah siklus mengakibatkan munculnya waktu. Berhentinya siklus siang dan malam membuat waktu berhenti itulah kematian. Kematian itu ada ditangan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan terserah baginya menentukan siapa-siapa dari mahluknya yang siklusnya berhenti.

Jika kita melihat matahari, matahari bukanlah tuhan. Matahari hanyalah mahluk ciptaan tuhan yang memerankan fungsi sebagai penanda siang. Begitu pula jika kita melihat bulan, bulan hanyalah mahluk ciptaan yang memerankan fungsi sebagai penanda malam.

Matahari dan bulan juga terkena dampak terbit dan tenggelam yang artinya dia hanya sebatas mahluk tuhan yang terkena dampak berpasang-pasangan atau menjalankan salah satu fungsi dari pasangan-pasangan.

Jika matahari dan bulan saja adalah mahluk Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka semua yang ada di kolong langit, permukaan bumi atau di dalam bumi adalah mahluk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ingat! Bahwa langit yang kita lihat ini hanyalah langit tingkat 1.

Semua yang terkena dampak dari siang dan malam, atau memerankan peran berpasang-pasangan adalah mahluk. atau semua yang terjebak dalam bentuk zat padat, cair dan gas adalah mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Siang dan malam adalah batas kurungan / sangkar besar kita dan semua mahluk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita dibatasi dalam sangkar itu, batas/sangkar selanjutnya yang paling kecil dan mengena langsung adalah jasad kita.

Kita terjebak dalam jasad dimana ada padatan (daging dan tulang) ada cairan (darah, enzim, dan air) ada gas (oksigen, nitrogen, karbon diaoksida) dan pembakaran (oksidasi). Dan kita juga masih harus memerankan satu dari ciri mahluk ciptaan yaitu berpasang-pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun