Indra Pendengaran / Mendengar menggunakan telinga, sehingga kita bisa membedakan bunyi-bunyian yang ramai atau sesuatu yang sunyi sepi. Kita juga bisa membedakan suara yang lantang memekakan atau lagu yang merdu mendayu-dayu.
Indra Peraba / Meraba dengan tangan atau kulit. Kita bisa membedakan sesuatu yang kasar dan sesuatu yang halus atau lembut. Dengan meraba kita bisa tahu sesuatu itu panas atau dingin.
Maka dengan Panca Indra kita bisa melihat sesuatu, misalnya ada benda penuh warna, putih, hitam, merah, biru kuning, lalu kita mencoba menyentuhnya atau meraba dan ternyata benda itu lembut dan kenyal. Kemudian karena kita sentuh maka benda itu bergoyang sehingga terdengar bunyi mendesah merdu.
Karena penasaran kita cium aromanya aduhai harum dan hasrat ini memuncak untuk segera memakan sesuatu itu, sejurus kemudian sampailah ke lidah kita, alangkah pahitnya rasanya. Hahahahaha! Bercanda dikit. Biasanya yang seperti itu rasanya manis, kadang-kadang gurih dan hampir mustahil pahit. Ya kecuali orang iseng hehehe.
Dan jangan pernah menganggap bahwa melihat itu harus dengan mata, mendengar itu pasti pakai telinga, atau merasa itu dengan lidah dan seterusnya. Jangan pernah membayangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala  itu melihat dengan mata layaknya mata kita, atau Allah Subhanahu wa Ta'ala itu mendengar dengan telingga yang sama dengan telinga kita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa memberikan kemampuan melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium tanpa memberi mahluknya itu mata, telinga, kulit, tangan, dan hidung.
Angka 6 (enam)
Angka enam (6) itu menunjukkan waktu atau masa. Dari ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala  yang berpasang-pasangan terbentuklah suatu siklus, kemudian terjadi siklus yang silih berganti maka timbulah waktu atau masa karena efek atau akibat dari silih berganti.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala memutuskan untuk membuat bumi langit dan seisinya dalam enam waktu atau enam masa, maka mulai saat itulah waktu atau masa itu berlaku.
Waktu atau masa merupakan sebuah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta'ala, Al Hakam (Allah yang Maha Menetapkan), Allah sendiri berada di luar konsep waktu (lihat kembali angka dua) yang artinya Allah itu Maha Kekal (Al Baaqii).
Maka semua yang ada di atas bumi dan kolong langit terkena dampak dari hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu hukum berpasang-pasangan, hukum sebab akibat, dan pastinya terkena siklus waktu atau berhentinya waktu.
Dalam enam masa penciptaan bumi langit dan seisinya, bukan berarti Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mampu atau tidak kuasa membuatnya sekejap saja atau satu masa saja, akan tetapi ada maksud supaya ciptaanNya bisa mengenali Tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena ada batas yang sangat jelas antara pencipta dengan mahluknya.