Lauknya sayur pucuk tengayen
Riyep pakis hijau, dan dedaunan
Yang tumbuh di halaman belakang
Ikan-ikannya dijaring dari sungai berair tenang
Minumku mata air yang memancar dari ketinggian
Disajikan dalam cangkir bersulam rotan
Puisi karya Herman Syahara dan dibacakan sendiri oleh sang penyair di acara Book Launching dan Bedah Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, membuat saya terpana.Â
Kata-kata dalam tiap baris puisi dengan judul Penyambutan di Tanah Perbatasan Krayan tergambar dengan jelas di langit imaji saya.
Sebagai penyuka petualangan dan kuliner, imaji saya bergolak bak kuda liar berontak. Apalagi ketika Dr. Yansen TP, M.Si bertutur tentang Batu Ruyun dan desa Krayan. Sebuah prasasti di tengah hutan Taman Nasional Kayan Mentarang, Krayan Tengah, Kalimantan Utara.Â
Raga ini duduk manis di Amphi Teater, Sekolah Alam Cikeas. Namun jiwa ini berkelana jauh ke sana. Di perbatasan Indonesia dengan Sarawak, Malaysia. Beliau yang juga wakil gubernur Kalimantan Utara, begitu detail menuturkan kisah tentang Batu Ruyud.Â