Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa: Menemukan Kesalahan Paragraf dalam Dunia Menulis

26 Januari 2022   12:56 Diperbarui: 26 Januari 2022   13:00 6836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa: Menemukan Kesalahan Paragraf dalam Dunia Menulis

Kesalahan penyusunan paragraf terjadi karena adanya penyimpangan: 1) kesatupaduan (kohesif) yang terdiri dari konjungsi, repetisi, elipsis, kata ganti, dan parelisme; 2) ketautan (koherensi); 3) kejelasan; dan 4) keringkasan. Berikut ini deskripsi data mengenai kesalahan penyusunan paragraf setiap karangan.

Kesalahan Kesatupaduan

Kesalahan kesatupaduan adalah penyimpangan ketidakpaduan antara kalimat topik dengan kalimat penunjang dalam paragraf. Kesalahan ini terdiri dari kesalahan konjungsi, repetisi, elipsis, kata ganti, dan paralelisme. Berikut ini kesalahan kesatupaduan dalam paragraf yang tidak tepat dalam penggunaan konjungsi, repetisi, elipsis, penggunaan kata ganti, dan paralelisme.

Kesalahan konjungsi

Kesalahan konjungsi adalah ketidaktepatan penggunaan penanda hubung antar kata dengan kata, klausa dengan klausa, paragraf dengan paragraf dalam wacana. Contoh:

Paragraf:

Pada malam hari hujan turun sangat deras sekali. Karena begitu derasnya sampai pagi hari pun hujan belum juga reda. Dan akhirnya air hujan menggenangi rumah penduduk. Dan akibatnya datanglah banjir yang sangat besar melanda masyarakat setempat. Dan akhirnya banyak sekali masyarakat yang kebingungan mencari tempat pengungsian.

Analisis:

Kesalahan penggunaan konjungsi terdapat pada kalimat 2, 3, 4 yaitu karena (merupakan konjungsi intrakalimat yang menyatakan sebab), dan (merupakan konjungsi intrakalimat yang menyatakan tambahan). Maka konjungsi yang tepat digunakan pada kalimat 2 yaitu kata sampai (merupakan konjungsi yang menyatakan waktu). Kalimat 3 dan 4, konjungsi dan dihilangkan karena konjungsi tidak dapat diletakkan di awal kalimat.

Seharusnya:

Pada malam hari hujan turun sangat deras (sekali). (Begitu derasnya) Sampai pagi hari hujan belum juga reda. Air hujan menggenangi rumah penduduk. Akibatnya masyarakat kebingungan mencari tempat mengungsi.

b.   Kesalahan repetisi

Kesalahan repetisi adalah ketidaktepatan pengulangan kata-kata yang sama sehingga tidak ada kepaduan kalimat dalam paragraf. Contoh:

Paragraf:

Datangnya kebanjiran karena selokan-selokan yang ada tersumbat. Tersumbatnya selokan itu akibat adanya banyaknya sampah yang berserakan di selokan itu. Para warga yang melihat selokan tersumbat banjir berakibat banjir hingga air hujan menggenangi rumahnya. Akibatnya penduduk bergotong-royong membersihkan semua sampah yang ada di selokan, akhirnya hujan pun berhenti dan air yang tergenang sudah surut. Akhhirnya penduduk sadar kalau membuang sampah sembarangan akan berakibat banjir, setelah kejadian itu penduduk membersihkan selokan setiap hari mencegah datangnya banjir.

Analisis:

Kesalahan dalam repetisi disebabkan siswa sering mengulang kata-kata yang sama. Kata-kata yang sama itu dapat digantikan dengan kata ganti sebagai kata kunci yang bertalian dengan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf sehingga antarkalimat dalam paragraf ada kepaduan. Kata-kata yang sering muncul dalam paragraf di atas adalah selokan.

Seharusnya:

Banjir terjadi karena masyarakat membuang sampah sembarangan di selokan. Akibatnya selokan pun tersumbat. Mereka bergotong-royong membersihkannya. Penduduk menyadari membuang sampah sembarangan akan menyebabkan banjir.

c.   Kesalahan elipsis

Kesalahan elipsis adalah ketidaktepatan penghilangan sebagian kalimat agar kalimat menjadi efektif. Contoh:

Paragraf:

Tadi malam hujan turun sangat deras. Sampai pagi hari hujan belum juga reda. Karena hujan begitu deras, air hujan mulai menggenangi rumah para penduduk. Hingga mengakibatkan datangnya bajir.

Analisis:

Kesalahan elipsis pada paragraf di atas ditemukan pada kalimat 3, yaitu unsur S digunakan berulang-ulang tidak dielipsiskan yakni Karena hujan begitu deras, air hujan muali menggenangi rumah para penduduk. Agar kalimat tersebut efektif maka unsur S pada kalimat ini dapat dielipsiskan (dilepaskan/dihilangkan).

Seharusnya:

Tadi malam hujan turun sangat deras. Sampai pagi hari hujan belum juga reda begitu derasnya, air hujan mulai menggenangi rumah penduduk. Hingga mengakibatkan datangnya banjir.

d.   Kesalahan kata ganti

Kesalahan kata ganti adalah ketidaktepatan penggunaan kata ganti orang sebagai rujukan pada bagian kalimat yang sama. Contoh:

Paragraf:

Pada hari Jum'at malam di desa sedang turun hujan deras, Joko berjalan di tengah sawah sambil kedinginan karena hujan, ia habis mencari kayu bakar dan ingin segera pulang. Setiba di rumah itu Joko langsung tidur dan pagi haripun tiba di pagi hari masih tetap saja hujan. Joko bangun lalu terkejut rumahnya sudah digenangi air hujan, ibunya Joko sedang mengangkat barang-barangnya, ia keluar rumah dan desanya telah dilanda banjir.

Analisis:

Kesalahan kata ganti pada paragraf di atas dijumpai pada kalimat-kalimat yaitu: Joko bangun lalu terkejut rumahnya sudah digenangi air hujan, ibunya Joko sedang mengangkut barang-barangnya ke atas tempat tidur agar tidak terkena air. Kata Joko pada kalimat 3 dapat diganti menjadi ia. Ibunya Joko pada kalimat 3 dapat diganti menjadi ibunya. Tidak perlu lagi dengan --nya yang berfungsi sebagai akhiran. Begitu pun dengan kalimat 4 kata Joko dapat diganti dengan ia.

Ia merujuk pada kata Joko.

Ibunya merujuk pada kata ibu Joko.

Rumahnya merujuk pada kata rumah Joko.

Barang-barangnya merujuk pada kata barang-barang Joko.

Seharusnya:

Pada Jumat malam di desa sedang turun hujan deras, Joko berjalan di tengah sawah sambil kedinginan karena hujan. Ia habis mencari kayu bakar dan ingin segera pulang. Setiba di rumah itu, Jokok langsung tidur dan pagi hari pun masih tetap saja hujan. Ia bangun lalu terkejut rumahnya sudah digenangi air hujan, ibunya sedang mengangkat barang-barangnya ke atas tempat tidur agar tidak terkena air.

e.   Kesalahan paralelisme

Kesalahan paralelisme adalah ketidaktepatan hubungan antara kalimat topik dengan kalimat penjelas yang menunjang, sejajar, dan sama. Contoh:

Paragraf:

Hujan turun sejak malam. Ku tunggu sampai reda. Tetapi. Pagi hari hujan belum reda. Ku lihat di depan jendela rumahku. Air hujan menggenangi halaman rumah penduduk. Tetapi hujan terus menerus turun menjadi lebat dan jelas. Dan pada akhirnya datanglah banjir yang besar. Dan banyak rumah penduduk yang terendam air.

Analisis:

Kesalahan paralelisme yang ditemukan pada paragraf di atas dengan jelas terlihat bahwa di antara kalimat-kalimat di atas tidak menunjang, tidak ada kesejajaran hingga kalimat-kalimatnya tidak padu. Seperti pada kalimat (1) Hujan turun sejak malam. (2) Ku tunggu sampai reda. (3) Tetapi. (4) Pagi hari hujan belum reda. (5) Ku lihat di depan jendela rumahku. (6) Air hujan menggenangi halaman rumah penduduk. (7) Tetapi hujan terus menerus turun menjadi lebat dan jelas. (8) Dan pada akhirnya datanglah banjir yang besar. (9) Dan banyak rumah penduduk yang terendam air.

Kalimat yang tidak sejajar dan tidak ada kepaduan di antara kalimat-kalimat tersebut terdapat pada:

Kalimat 3 pada kata tetapi. Tetapi bukan merupakan kalimat sehingga tidak ada kesejajaran, tidak sederajat, tidak ada kepaduan dengan kalimat 2 dan 4.

Kalimat 5 -- Ku lihat di depan jendela rumahku -- kalimat ini tidak menunjukkan adanya kepaduan dengan kalimat 4 sebagai kalimat penunjang yang sama fungsinya dengan kalimat 5.

Kalimat 7 -- Tetapi hujan terus menerus turun menjadi lebat dan jelas -- kalimat ini menunjukkan kepaduan dengan kalimat 6 sebagai kalimat penunjang yang sejajar dan sederajat. Tetapi kalimat ini menggunakan kata dan jelas yang tidak mempunyai kepaduan dengan kalimat 6. Untuk itu kata dan jelas dihilangkan agar kalimat tersebut memiliki kepaduan dalam paragraf.

Seharusnya:

Hujan turun sejak malam. Ku tunggu sampai reda. Tetapi (sampai) pagi hari hujan belum reda. Air hujan menggenangi halaman rumah penduduk. (Tetapi) hujan terus menerus dengan lebatnya. Akhirnya datanglah banjir. Dan banyak rumah penduduk yang terendam.

Kesalahan Pertautan

Kesalahan pertautan adalah ketidaktepatan penggunaan pananda hubung antar kalimat maupun antar paragraf sehingga tidak ada hubungan antara kalimat topik dengan kalimat penjelas. Contoh:

Paragraf:

Pada hari minggu tanggal 23-9-2001. Hujan turun sangat deras dari malam, sampai pagi hari hujan belum reda juga. Karna air hujan sangat banyak dan selalu tidak dapat menampung air hujan lagi. Akibatnya air hujan menggenangi rumah-rumah penduduk dan akhirnya desa itu kebanjiran.

Analisis:

Kesalahan ketautan pada paragraf di atas dijumpai kada kalimat 1 yaitu Pada hari minggu tanggal 23-9-2001. Kalimat tersebut tidak berhubungna dengan kalimat-kalimat selanjutnya sebagai kalimat penjelas. Topik dalam paragraf di atas terdapat pada kalimat akhir sebagai topik yaitu kata banjir (kebanjiran). Kalimat topik yang terletak di kalimat akhir mempunyai hubungan yang saling bertautan dengan kalimat 3 dan 2, tetapi tidak bertautan dengan kalimat 1. hal ini jelas memperlihatkan bahwa kalimat 1 sebagai kalimat penjelas tidak bertautan dengan kalimat 2-3 dan tidak mempunyai penanda hubungan antar kalimat dengan kalimat 2.

Seharusnya:

Pada Minggu malam tanggal 23-9-200 hujan turun sangat deras. Pagi hari hujan belum reda juga. Karena hujan turun terus menerus maka banjir melanda desa itu. Rumah-rumah dan jalan tergenang.

Kesalahan Kejelasan

Contoh:

Paragraf:

Karena hari minggu para warga bekerja bakti untuk menghilangkan banjir. Banyak warga yang bergotong royong memunguti sampah di selokan yang menyumbat jalannya air. Mereka mencegah dengan cara menyediakan tempat sampah di sudut-sudut jalan.

Analisis: 

Kesalahan kejelasan pada paragraf di atas dijumpai pada seluruh kalimat. Kalimat (1) Karena hari minggu para warga bekerja bakti untuk menghilangkan banjir. (2) Banyak warga yang bergotong royong memunguti sampah di selokan yang menyumbat jalannya air. (3) Mereka mencegah dengan cara menyediakan tempat sampah di sudut-sudut jalan.

Kata menghilangkan, memunguti, dan mereka mencegah tidak tepat pengunaannya dalam kalimat tersebut. Dalam kejelasan kalimat disusun dengan kata-kata yang tepat, tidak bermakna ambigu, dan mudah dipahami pembaca. Ketiga kata di atas menggunakan diksi yang membuat kalimatnya bermakna ambigu.

Seharusnya:

Hari Minggu warga bekerja bakti untuk menanggulangi banjir. Mereka bergotong royong mengangkat sampah di selokan yang menyumbat jalannya air. Mereka tetap berusaha untuk mencegah banjir dengan menyediakan tempat sampah di sudut-sudut jalan.

Kesalahan Keringkasan

Kesalahan keringkasan adalah ketidaktepatan penggunaan kalimat efektif minimal terdiri dari S dan P dalam paragraf. Contoh:

Paragraf:

Pada hari minggu kemarin hujan turun sejak malam dan pada hari Senin Pagi hari hujan belum juga redah, dan derasnya air hujan, hujan itu menggenangi rumah penduduk, dan mendatangkan banjir diakibatkan, oleh penduduk membuang sampah keselokan.

Analisis:

Kesalahan yang berkenaan dengan keringkasan dijumpai pad paragraf di atas. Paragraf tersebut merupakan paragarf yang disusun dengan kalimat panjang dan terdiri dari satu kalimat yang tidak efektif. Agar efektif kalimat panjang ini dapat diuraikan menjadi beberapa kalimat pendek yang  efektif minimal memiliki unsur S dan P.

Seharusnya:

Pada Minggu hujan turun sejak malam. Sampai Senin pagi hujan belum juga reda. Derasnya hujan mendatangkan banjir dan menggenangi rumah-rumah penduduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun