Analisis:
Kesalahan paralelisme yang ditemukan pada paragraf di atas dengan jelas terlihat bahwa di antara kalimat-kalimat di atas tidak menunjang, tidak ada kesejajaran hingga kalimat-kalimatnya tidak padu. Seperti pada kalimat (1) Hujan turun sejak malam. (2) Ku tunggu sampai reda. (3) Tetapi. (4) Pagi hari hujan belum reda. (5) Ku lihat di depan jendela rumahku. (6) Air hujan menggenangi halaman rumah penduduk. (7) Tetapi hujan terus menerus turun menjadi lebat dan jelas. (8) Dan pada akhirnya datanglah banjir yang besar. (9) Dan banyak rumah penduduk yang terendam air.
Kalimat yang tidak sejajar dan tidak ada kepaduan di antara kalimat-kalimat tersebut terdapat pada:
Kalimat 3 pada kata tetapi. Tetapi bukan merupakan kalimat sehingga tidak ada kesejajaran, tidak sederajat, tidak ada kepaduan dengan kalimat 2 dan 4.
Kalimat 5 -- Ku lihat di depan jendela rumahku -- kalimat ini tidak menunjukkan adanya kepaduan dengan kalimat 4 sebagai kalimat penunjang yang sama fungsinya dengan kalimat 5.
Kalimat 7 -- Tetapi hujan terus menerus turun menjadi lebat dan jelas -- kalimat ini menunjukkan kepaduan dengan kalimat 6 sebagai kalimat penunjang yang sejajar dan sederajat. Tetapi kalimat ini menggunakan kata dan jelas yang tidak mempunyai kepaduan dengan kalimat 6. Untuk itu kata dan jelas dihilangkan agar kalimat tersebut memiliki kepaduan dalam paragraf.
Seharusnya:
Hujan turun sejak malam. Ku tunggu sampai reda. Tetapi (sampai) pagi hari hujan belum reda. Air hujan menggenangi halaman rumah penduduk. (Tetapi) hujan terus menerus dengan lebatnya. Akhirnya datanglah banjir. Dan banyak rumah penduduk yang terendam.
Kesalahan Pertautan
Kesalahan pertautan adalah ketidaktepatan penggunaan pananda hubung antar kalimat maupun antar paragraf sehingga tidak ada hubungan antara kalimat topik dengan kalimat penjelas. Contoh:
Paragraf: