Dinda tersenyum, ia begitu senang dengan kehadiran Bara di ruangannya. Ibunya Dinda pun mengatakan salah satu guru yang ditunggu adalah Bara. Hidup penuh semangat karena kata-kata motivasi, teman-teman, dan dekapan guru dari seorang Bara.
"Terima kasih, Pak, sudah hadir di sini," kata Ibu Dinda.
Bara melihat arloji yang ada di tangannya, sudah dua jam ia bergurau dengan Dinda. Bara pun berpamitan agar Dinda bisa beristirahat. Dinda yang ceria, hanya bisa berbaring dengan selang-selang penahan dan pemacu hidupnya.
"Semangat ya, Din. Senin depan kita ketemu kembali di taman sekolah," ucap Bara dengan penuh harap.
"Baik, Pak."
Bara melewati lorong-lorong rumah sakit. Bara menelepon teman-teman Dinda untuk berkumpul di taman sekolah. Bara ingin membuat sebuah motivasi hidup untuk Dinda dari teman-temannya. Kelas menuluis yang dihadiri banyak sekali siswa hadir di taman.
Setelah pembuatan motivasi, Bara mendapat kabar,
"Pak, Dinda sudah pergi ..."
Dinda ....
Gadis mungil nan riang kini telah terbaring dalam kedamaian
Senyummu mengantarkan tangisan
Kami berduka
Kami berbangga
Kamu melewati tanpa keluh kesah
Gadis cantik nan rupawan
Dengan hati yang menawan
Kini telah duduk di atas singgasana surga
Kami terpana
Kami percaya
Cintamu terukir pada hati sahabat semua
Gadis yang cerdas itu kini tak dapat bertanya,
Hanya diam tapi merasa
Kami akan terus mencipta doa
Agar asa dapat terwujud jua