Bara pun mendekati Dinda dan mengembalikan buku yang ditemukannya.
"Kamu mau cerita?"
"Saya harus bertahan, Pak."
"Kamu bisa."
Bara belajar dari Dinda mengenai motivasi hidup, bagaimana ia harus bertahan dengan ujian hidup yang luar biasa. Dinda, siswa yang didiagnosis memiliki penyakit kanker stadium 4. Dokter mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi. Dalam keseharian, Dinda tak pernah mengeluh. Ia adalah  salah satu siswa yang aktif, pintar menulis, dan dekat dengan guru. Kata-kata motivasi yang dibuat siswa di kelas dan diucapkan lantang merupakan salah satu penyemangat hidup Bara juga.
Hari demi hari berlalu, embun pagi masih tampak bening tak terjamah polusi. Sudah beberapa hari Dinda tidak masuk, ia hanya menitipkan sebuah buku untuk Bara.
"Pak, buku ini adalah pesan terakhir dari Dinda," kata Sani.
Dinda, terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Ia tetap bertahan untuk selalu tersenyum. Di samping tempat tidurnya tidak pernah ketinggalan sebuah buku harian dan pulpen. Puisi ataupun kata-kata motivasi yang Bara ajarkan selalu dituangkannya dalam buku itu. Dengan berat  Bara terima buku harian Dinda. Bara menyempatkan waktu untuk menemui Dinda. Dengan menahan air mata, dan tetap menyunggingkan senyum ceria ketika mengampiri Dinda.
"Pak, bagaiamana dengan tugas cerpennya?"
Deg, Bara terkejut mendengar ucapan Dinda. Dalam kondisi yang sedang sakit, Dinda masih memikirkan tugas sekolah.
"Sehat dulu ya, nanti Bapak berikan waktu tambahan," ucap Bara.