Audi Satria --
"Sudah mulai terarah kata-katanya. Bagus kok."
"Yang lain mana? Sani? Vito?"
"Saya tidak buat, Pak. Banyak pekerjaan rumah." Kata Vito sambil tersenyum.
"Cerpen saya nanti di kelas ya, Pak," ujar Sani.
"Oke. Nah sudah mau bel. Kembali ke kelas ya."
Barata Saputra, nama lengkap dari sosok guru muda tersebut. Dengungan bel menusuk gendang telinga. Siswa berlarian mengejar ketepatan waktu. Mereka duduk rapi dengan buku Bahasa Indonesia sudah siap untuk dibuka di atas meja. Kelas hening, hanya sesekali suara pulpen yang dipukul-pukul ke meja. Suara bisik pun masih terdengar dari belakang ke depan kelas.
"Selamat pagi," sosok guru muda masuk dengan semangat kemudaannya.
Riuh jawaban anak-anak tak kalah semangat dengan gurunya yang masuk ke kelas mereka.
Bara mengajar kelas V sekolah dasar. Ia menjadi salah satu wali kelasnya. Kedekatan Pak Guru Bara dengan murid-muridnya menjadi salah satu tujuan untuk meningkatkan prestasi muridnya. Terkadang Bara bersikap tegas jika ada murid yang tidak disiplin. Ia bisa menempatkan diri dalam kedekatannya tersebut.
"Richi ..."