Mohon tunggu...
Dendra Ardiyansyah
Dendra Ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dendra Ardiansyah, 42321010069, Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasikan Teori dari John Peter Bologna dan Robert Klitgaard

31 Mei 2023   23:08 Diperbarui: 31 Mei 2023   23:08 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Discretion: Merupakan tingkat keleluasaan atau keputusan yang diberikan kepada individu atau lembaga dalam melaksanakan tugas atau mengambil keputusan. Semakin besar tingkat keleluasaan atau keputusan yang diberikan, semakin besar pula peluang terjadinya penyalahgunaan kekuasaan atau korupsi.

Akuntabilitas: Mengacu pada tingkat transparansi, pertanggungjawaban, dan konsekuensi yang ada dalam sistem untuk tindakan korupsi. Semakin rendah tingkat akuntabilitas, semakin rendah pula hambatan dan sanksi yang menghadang pelaku korupsi.

Dalam konteks ini, formula Klitgaard memberikan kerangka kerja untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang dapat mendorong atau mempengaruhi terjadinya korupsi dalam suatu sistem. Dengan memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor ini, langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan korupsi dapat dirancang dan diterapkan secara lebih efektif.

KENAPA KLITGAARD MEMBUAT TEORI INI

Robert Klitgaard mengembangkan "Formula Klitgaard" atau "Formula Korupsi" sebagai alat untuk menganalisis dan memahami tingkat korupsi dalam suatu sistem. Motivasi utama di balik pembuatan teori ini adalah keinginannya untuk memberikan kerangka kerja yang komprehensif dalam memahami dan mengatasi korupsi.

Klitgaard menyadari bahwa korupsi adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor sosial, politik, dan ekonomi. Dia ingin menciptakan suatu pendekatan yang sistematis dan terukur untuk menganalisis korupsi serta memberikan dasar bagi upaya pemberantasan korupsi.

Dengan menggunakan pengetahuannya tentang ekonomi dan ilmu politik, Klitgaard menyusun formula matematis yang menggabungkan tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya korupsi. Formula Klitgaard secara umum dikenal sebagai "Formula Korupsi" dan dirumuskan sebagai berikut: Korupsi = Monopoli + Discretion - Akuntabilitas.

  1. Monopoli merujuk pada situasi di mana seseorang atau kelompok memiliki kendali penuh atau dominan atas sumber daya atau kekuasaan. Monopoli dapat menciptakan peluang bagi korupsi karena tidak adanya persaingan atau pengawasan yang membatasi kekuasaan.
  2. Discretion mengacu pada kebebasan atau kewenangan yang dimiliki oleh individu atau lembaga untuk membuat keputusan atau mengendalikan sumber daya. Semakin besar kewenangan diskresioner yang dimiliki, semakin besar peluang untuk penyalahgunaan kekuasaan dan terjadinya korupsi.
  3. Akuntabilitas mengacu pada tingkat pertanggungjawaban dan pengawasan yang ada dalam sistem. Semakin tinggi tingkat akuntabilitas, semakin kecil peluang untuk terjadinya korupsi karena ada pengawasan dan sanksi yang efektif terhadap tindakan yang tidak sah.

Dengan menggunakan formula ini, Klitgaard berusaha untuk menganalisis tingkat korupsi dalam suatu sistem dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap korupsi. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, diharapkan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi dapat dirancang dan diimplementasikan secara lebih efektif.

Klitgaard menyadari bahwa formula ini hanya merupakan alat analisis dan tidak memberikan solusi langsung untuk mengatasi korupsi. Namun, ia berpendapat bahwa dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap korupsi, langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk mengurangi atau menghilangkan peluang korupsi dalam suatu sistem.

BAGAIMANA KLITGAARD MENERAPKAN TEORI INI

Robert Klitgaard menerapkan teori Formula Klitgaard dalam berbagai konteks untuk menganalisis dan mengatasi korupsi. Berikut adalah beberapa cara di mana ia menerapkan teori ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun