Mohon tunggu...
Denalia Puspita Ayu
Denalia Puspita Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

TETAP SEMANGAT SAMPAI TAMAT

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Anak-Anak Berfikir? Analisis Teori Kognitif Jean Piaget

19 November 2024   15:50 Diperbarui: 19 November 2024   16:03 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mataram-jean piagetadalah seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif pada anak-anak. Piaget berpendapat bahwa anak-anak tidak hanya "memahami" dunia dengan cara yang lebih sederhana dibandingkan orang dewasa, tetapi mereka juga menjalani tahapan-tahapan perkembangan yang berbeda dalam cara berpikir mereka. Teori kognitif Piaget menekankan bagaimana anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui interaksi aktif dengan lingkungan mereka. 

Konsep Utama dalam Teori Piaget 

Piaget percaya bahwa anak-anak adalah pembelajar aktif yang secara terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk memahami dunia. Ia mengembangkan konsep-konsep utama seperti: 

1.Skema (Schema)
    Skema adalah kerangka mental atau pola pikir yang digunakan anak untuk memahami dan merespons lingkungan mereka. Skema    berkembang seiring bertambahnya pengalaman anak. 

2. Asimilasi dan Akomodasi

  • Asimilasi: Anak menggunakan skema yang sudah ada untuk memahami informasi baru. Misalnya, seorang anak yang tahu tentang anjing mungkin menganggap semua hewan berbulu adalah "anjing."
  • Akomodasi: Anak menyesuaikan atau mengubah skema mereka agar sesuai dengan informasi baru. Misalnya, setelah diberi tahu bahwa kucing berbeda dari anjing, anak akan mengembangkan skema baru untuk "kucing."                                                                                  

3.Equilibrium dan Disequilibrium
   Anak-anak belajar melalui proses keseimbangan (equilibrium) dan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketika mereka menemukan   sesuatu yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka, mereka berada dalam kondisi disequilibrium dan akan berusaha untuk mencapainya kembali melalui belajar. 

Tahapan Perkembangan Kognitif 

Piaget mengidentifikasi empat tahapan perkembangan kognitif, yang masing-masing memiliki karakteristik unik: 

1.Tahap Sensorimotor (0--2 Tahun)
Pada tahap ini, pemikiran anak bergantung pada pengalaman langsung melalui indera dan gerakan. Anak belajar tentang permanensi objek---bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat. Contoh: Anak mulai mencari mainan yang disembunyikan di bawah kain. 

2.Tahap Praoperasional (2--7 Tahun)

  • Anak mulai menggunakan simbol seperti kata-kata dan gambar untuk mewakili benda.
  • Pemikiran mereka masih egosentris, artinya mereka sulit memahami sudut pandang orang lain.
  • Contoh: Anak mungkin menganggap bulan "mengikuti" mereka saat berjalan di malam hari.        

3.Tahap Operasional Konkret (7--11 Tahun)

   

  • Anak mulai dapat berpikir secara logis tentang hal-hal yang konkret, seperti benda yang nyata atau situasi yang bisa mereka amati.
  • Mereka mengembangkan kemampuan untuk memahami konsep konservasi, seperti memahami bahwa jumlah air tetap sama meskipun dituangkan ke dalam gelas yang berbeda bentuk.
  • Contoh: Anak memahami bahwa 3+4 sama dengan 4+3.

4.Tahap Operasional Formal (12 Tahun ke Atas)

  • Anak mulai berpikir secara abstrak dan hipotetis. Mereka dapat menganalisis situasi yang melibatkan ide-ide abstrak atau konsep-konsep yang tidak langsung terlihat.
  • Contoh: Anak dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan dalam suatu eksperimen ilmiah.

Implikasi Teori Piaget 

Teori Piaget memiliki banyak implikasi untuk pendidikan dan pengasuhan:

  • Pendidikan Berbasis Tahapan: Guru dan orang tua dapat menyesuaikan cara mereka mengajarkan sesuatu sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Misalnya, di tahap operasional konkret, pembelajaran yang melibatkan benda nyata lebih efektif.
  • Belajar Melalui Eksplorasi: Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan mereka secara aktif untuk membangun pengetahuan.
  • Menghormati Ritme Anak: Anak-anak berkembang pada kecepatan yang berbeda, dan tidak seharusnya dipaksakan untuk belajar di luar tahap perkembangan mereka.

Kritik dan Pengembangan Lanjutan

Meskipun teori Piaget sangat berpengaruh, beberapa peneliti modern menyatakan bahwa:

  1. Tahapan Tidak Selalu Kaku: Anak-anak kadang menunjukkan kemampuan yang melampaui tahap mereka.
  2. Pengaruh Sosial Kurang Ditekankan: Peneliti seperti Vygotsky menunjukkan bahwa interaksi sosial juga memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif.

Jean Piaget membuka wawasan tentang bagaimana anak-anak berpikir, belajar, dan berkembang. Teorinya menunjukkan bahwa perkembangan kognitif adalah proses yang dinamis dan kompleks. Dengan memahami teori ini, kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi pembelajar yang mandiri dan kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun