Mohon tunggu...
Delima Purnamasari
Delima Purnamasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa.

Kadang suka jadi akun curhat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Griffin Chapter 22 Retorika Aristoteles Terjemah dan Rangkuman

26 Oktober 2022   09:25 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:26 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Premis minor: Kami mengejar impian kami tanpa kekerasan.

Kesimpulan: Tuhan akan memberikan impian kita.

King menggunakan dua pertiga dari pidato untuk menetapkan validitas premis minor. Orang kulit hitam didesak untuk bertemu "kekuatan fisik dengan kekuatan jiwa,". Gerakan ini diharapkan terus terjadi tanpa kekerasan. King menggunakan sepertiga dari pidato untuk menetapkan kesimpulannya; dia melukis mimpi dalam warna cerah. Itu termasuk harapan King bahwa keempat anaknya tidak akan "dinilai berdasarkan warna kulit mereka, tetapi oleh isi karakter mereka. Tapi dia tidak pernah mengartikulasikan premis utama. Dia tidak perlu melakukannya.

King dan para pendengarnya sudah berkomitmen pada kebenaran sang mayor premis, bahwa Tuhan akan menghargai komitmen mereka terhadap antikekerasan. Aristoteles menekankan bahwa analisis audiens sangat penting untuk penggunaan yang efektif dari enthymeme. Sentralitas gereja dalam sejarah kulit hitam Amerika, akar agama bagi protes hak-hak sipil, dan adanya kerumunan orang-orang yang menanggapi "Tuhanku," berdasar hal itu King sangat mengenal pendengarnya. Dia tidak pernah menyatakan apa yang jelas bagi mereka, dan ini memperkuat daya tarik logisnya.

Enthymeme menggunakan logika deduktif --- bergerak dari prinsip global ke kebenaran khusus. Berdebat dengan contoh menggunakan penalaran induktif --- menarik kesimpulan akhir dari kasus-kasus tertentu.

Bukti Etis: Kredibilitas Sumber yang Dipersepsikan

Menurut Aristoteles, pidato tidak cukup berisi argumen yang masuk akal. Pembicara juga harus tampak kredibel. Banyak penggambaran audiens terbentuk sebelum pembicara memulai pidatonya. Aristoteles hanya mengatakan sedikit tentang latar belakang atau reputasi pembicara. Dia lebih tertarik kepada persepsi audiens yang dibentuk oleh apa yang pembicara katakan atau tidak katakan.

Dalam Retorika ia mengidentifikasi tiga kualitas yang membangun kredibilitas sumber tinggi yaitu kecerdasan, karakter, dan niat baik (intelligence, character, and goodwill).

1. Persepsi Kecerdasan. Kualitas kecerdasan lebih berkaitan dengan kebijaksanaan praktis (phronesis) dan nilai-nilai bersama. Pendengar menilai kecerdasan saling melengkapi di antara keyakinan mereka dan ide pembicara. ("Gagasan saya tentang pembicara yang menyenangkan adalah orang yang setuju dengan saya.") King melakukannya dengan mengutip Alkitab, Konstitusi Amerika Serikat, the himne patriotik "My Country, 'Tis of Thee, "King Lear Shakespeare, dan The Negro spiritual, "We Shall Overcome."

2. Karakter Berbudi Luhur. Karakter berkaitan dengan penggambaran pembicara sebagai orang yang baik dan jujur.

3. Niat Baik. Niat Baik adalah penilaian positif dari niat pembicara menuju audiens.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun