Konon respon seperti ini jauh lebih baik dibanding respon orang Mesir ketika mendengar kita berbahasa Fushah. Karena mereka kerap membalasnya dengan ucapan "Shadaqallahul 'Adzim." Doa yang diucapkan ketika kita selesai membaca Al-Quran. Karena bahasa Arab yang kita pakai, adalah bahasa Arab tertib dan fasih seperti bahasa Al-Quran.
Hal berbeda bila kita memakai taksi online. Terlebih bila memakai taksi online dengan kelas premium seperti Uber atau Careem.
Careem adalah taksi online yang cukup popular di Timur Tengah. Dimiliki salah satu konglomerat Arab Saudi, Al-Walid bin Talal bin Abdul Aziz Al-Sau'd.
Al-Walid mempunyai Kakek sama dengan Perdana Mentri Arab Saudi sekarang, Mohammed Bin Salman, yaitu Abdul Aziz. Raja pertama Saudi pendiri negara Saudi modern. Menurut Majalah Time, Al-Walid adalah salah satu dari 100 orang berpengaruh di dunia.
Cakupan bisnis Kingdom Holding yang dimilikinya, merentang dari Banking and Finance sebagai pemilik Citibank, sampai media sosial. Al-Walid adalah diantara pemilik saham twitter yang sekarang menjadi X. Â
Berbeda dengan taksi offline, taksi online terlihat lebih tertib, lebih rapih dan lebih bersih. Hitungan tarifnya berdasar aplikasi dan tidak bisa negosiasi. Tarif yang terlihat ketika memesan online, adalah tarif awal. Akan ada penambahan jika ternyata jalanan macet.
Karenanya kami sering menghindari memesan taksi online di masa-masa keluar jam kerja yang macet. Aplikasi taksi online hanya dipakai untuk mencari tahu tarif dasar dan menjadi bahan negosiasi ketika memakai taksi offline.
Hal lain yang membedakan adalah pengemudinya yang kebanyakan orang Saudi asli. Mobilnya pun lebih baru, lebih mewah, dan lebih lapang. Seperti mobil yang dilengkapi roof top.
Ketika mencoba berbincang-bincang dengan sopir Saudi inilah kita akan merasakan cara mereka berbahasa dan apresiasi mereka terhadap Arab Fushah yang kita pakai.
Terakhir ngobrol dengan pengemudi taksi online, dia takjub ketika mendengar bahwa kita orang Indonesia berbicara dengan bahasa Fushah. Lebih takjub dan senang ketika diberi tahu bahwa di Indonesia, bahasa Arab diperkenalkan sejak Sekolah Dasar. Bahkan di Sekolah-sekolah Islam seperti Pesantren, banyak yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari.
Sebagai orang Arab, tentunya dia merasa bangga ketika bahasa dan tradisinya dipelajari orang Indonesia. Sementara pada saat bersamaan, dia tidak mengenal bahasa Indonesia. Bahkan untuk membedakan orang Indonesia dan Filipina saja sulit.