Mohon tunggu...
dela emka
dela emka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar dan menjadikan semua peristiwa sebagai pembelajaran hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidayah di Balik Duka

13 Oktober 2024   13:50 Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/ukhtisa

Seminggu di rumah,Dina memutuskan untuk kembali ke pesantren dengan benar-benar niat.Mungkin seseorang mendapat hidayah dengan cara yang berbeda semua tergantung kita mengambil hikmahnya.

Cahaya rembulan menembus jendela kamar, menerangi wajah Farid yang tertunduk lesu. Di tangannya, sebuah Al-Qur'an terbuka pada halaman yang tadi ia baca. Namun, fokusnya tidak pada ayat-ayat suci yang tertulis di sana. Pikirannya melayang pada perbuatannya selama ini di pondok pesantren.

Malam ini, rasa penyesalan begitu mendalam menyelimuti hatinya. Ia teringat akan nasihat-nasihat abah kyainya, terutama ibunya yang selalu sabar menasehatinya. Abah kyai yang selalu mengatakan bahwa ilmu yang didapat di pondok akan sangat bermanfaat untuk masa depannya. Namun, Dina selalu mengabaikannya.

"Ya Allah, aku telah banyak berbuat kesalahan. Ampunilah dosa-dosaku," lirih Dina sambil meneteskan air mata.

Dina teringat pada ibunya yang selalu menasehatinya. Ia yakin ibunya pasti sangat sedih melihat tingkah lakunya yang sering membuat masalah.

"Ibu, aku janji akan berubah. Aku akan menjadi anak yang sholehah dan selalu mendoakan ibu," ucap Farid dalam hati.

Sejak pulang dari rumah, Dina bertekad untuk berubah. Ia mulai rajin mengikuti kegiatan di pondok, belajar dengan tekun, dan menghormati para ustadzah,pengurus dan teman-temannya. Ia juga berusaha untuk menjauhi teman-teman yang sering mengajaknya berbuat nakal.

Perubahan Dina membuat semua orang terkejut. Ustadzah Fatimah  merasa sangat senang melihat perubahan yang terjadi pada Dina. Beliau memberikan semangat kepada Dina agar terus berbenah diri.

"Dina, saya sangat bangga padamu. Teruslah berjuang dan jadilah anak yang sholeh," ucap Ustadz Yusuf.

Dina mengangguk semangat. Ia merasa sangat bersyukur atas kesempatan kedua yang diberikan oleh Allah. Ia yakin bahwa dengan pertolongan Allah, ia akan bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun