Mohon tunggu...
dela emka
dela emka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar dan menjadikan semua peristiwa sebagai pembelajaran hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidayah di Balik Duka

13 Oktober 2024   13:50 Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:37 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/ukhtisa

Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang tengah. Ada yang memilih untuk membaca buku, ada yang bermain catur, dan ada juga yang sekadar berbaring sambil mendengarkan musik religi.

Di luar, bulan purnama bersinar terang. Cahayanya menerpa wajah-wajah santri yang sedang duduk di teras. Mereka saling bercerita tentang pengalaman masing-masing. Ada yang bercerita tentang keluarganya, ada yang bercerita tentang cita-citanya, dan ada juga yang bercerita tentang hal-hal lucu yang terjadi di pesantren.

Dina yang masih belum terima dan betah di pesantren hanya melamun memikirkan bagaimana dia bisa keluar dari pesantren.Dari arah timur Nampak Nara dan teman-temannya tak sengaja melihat Dina yang  tampak murung.

“Itu yang tadi pagi yang ditanyai abah kyai bukan?yang sepertinya dia belum betah mondok deh,coba kita samperin yu,siapa tahu butuh tempat cerita”ajak Nara kepada temannya.

“Hai Dina,kamu lagi ada masalah ya?ga bermaksud ikut campur,siapa tahu aku dan teman-teman bisa bantu atau ga, boleh kok sharing-sharing ? ucap Nara simpati

Dina yang sebenarnya males buat ngeladenin,tiba-tiba dia bertanya “kenapa sih aku harus di pesantren ini?harus bangun pagi,ikut roan,ngaji kitab?orang enak juga diluar bisa bebas.

Nara dan temannya tercengang mendengar pernyataan Dina.Nara menggenggam tangan Dina erat-erat.”Aku mengerti perasaanmu.Tapi ,coba kamu lihat dari sisi positifnya.Disini kita bisa belajar banyak hal yang bermanfaat.kita bisa mendapatkan teman-teman yang baik,dan yang terpenting,kita bisa mendekatkan diri kepada Allah.”

Dina yang sudah muak dengan jawaban-jawaban yang seperti itu pun langsung beranjak pergi.

Nara dan teman-temannya hanya geleg-geleng kepala.”Ya sudahlah,semoga Dina segera diberi hidayah agar betah di pondok,mari teman-teman kembali ke asrama masing-masing.

Suasana malam itu begitu tenang dan damai. Rasa lelah setelah seharian belajar terasa hilang seketika. Mereka merasa sangat bersyukur bisa berada di pesantren.Semua santri kembali ke asrama untuk berestirahat.

 Mentari pagi menyinari halaman pondok pesantren,menyingkap ajah-wajah ceria para santri yang sudah rapi mengenakan seragam.Hari ini adalah hari yang paling di nantikan apalagi santri baru,hari sambangan.Hari di mana para santri dapat berjumpa dengan orang tuanya setelah sekian lama terpisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun