Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siasat Perempuan Diasporik dalam Novel Almost a Woman

23 Februari 2023   00:14 Diperbarui: 23 Februari 2023   00:17 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Almost a Woman. Sumber: https://www.publishersweekly.com

Aku bisa disapa oleh anggota geng yang menguasai wilayah di mana kau kesasar. Aku bisa digoda oleh lelaki yang suka 'memangsa' gadis tanpa pendamping yang mudah diajak bicara oleh orang asing. (Santiago, 2012: 5)

Negi merasa tidak nyaman dan tidak aman dengan kondisi berbahaya di Brooklyn. Kawasan ini adalah perhentian pertama bagi para imigran ketika mereka datang ke New York di mana banyak geng dan kejahatan berbahaya biasa terjadi. Mereka membuat Negi memiliki kebebasan yang lebih sedikit daripada yang dia miliki di Puerto Rico karena dia sadar akan bahaya di sekitarnya. 

Narasi yang dihadirkan di awal  cerita memroduksi wacana kriminalitas berbahaya di wilayah pendatang. Ketidakpercayaan dan permusuhan di antara orang-orang juga berkontribusi banyak pada marjinalitas etnis minoritas (Weigui, 2016). 

Fenomena ini sering dialami oleh para pendatang karena ancaman etnis yang terjadi di AS. Wacana publik dalam masyarakat kulit putih Amerika mengkonstruksi hubungan erat antara imigran dan kejahatan (Sohoni & Sohoni, 2014; Menjivar & Bejarano, 2004).

Sebagai individu yang harus hidup di masyarakat induk, Negi sebenarnya berusaha beradaptasi dengan berbagai nilai dan praktik kultural kulit putihAmerika. Namun, prosesnya tidak mudah karena perbedaan kebiasaan dan orientasi. Dia merasa diabaikan oleh masyarakat induk yang mempengaruhi harga dirinya. 

Demonstrasi warga Puerto Rico di Manhattan, Maret 1964. Sumber: https://www.history.com
Demonstrasi warga Puerto Rico di Manhattan, Maret 1964. Sumber: https://www.history.com
Hal ini membuatnya sulit bergaul dengan orang-orang di sekelilingnya dan, selanjutnya, membuatnya merasa terasing. Karena kondisi tersebut, Negi merindukan tanah airnya yang memicu rasa nostalgia. Seperti yang diwakili pada bab pertama novel, perasaan nostalgia terhadap negara asalnya terjadi ketika ia merasa sulit untuk diterima oleh masyarakat induk.

Ingatan di tanah air menjadi elemen dominan untuk diingat ketika dia merasa tidak nyaman di AS. Membandingkan tempat kelahirannya di Puerto Rico, Macun, dengan tempatnya sekarang, Brooklyn, adalah salah satu cara untuk merayakan perasaan nostalgia.

Pagi hari, dalam perjalanan ke JHS 49, aku merindukan hidup di Macn. Aku merindukan udara yang lembab, kerikil kecil di jalan tanah, burung gagak, dengungan lebah, matahari kuning cerah dari fajar di Puerto Rico. Aku menolak tatanan persegi di jalan Brooklyn, bangunan yang menjulang di atasku, trotoar dengan banyak bercak dahak dan permen karet lengket. (Santiago, 2012: 31)

Negi menjelaskan bentuk, aroma, dan warna Macun secara detail. Perhatian terhadap detail dalam penggambaran pemandangan merupakan karakteristik penggunaan lanskap nostalgia. Ashcroft (2001: 127) melihat penggunaan makna berbeda dalam penggambaran lanskap sebagai alat pasca-kolonial tertentu. 

Kecenderungan visualitas yang terlalu kuat adalah karakteristik budaya Barat, maka dengan menggunakan indera yang berbeda dalam ekspresi kreativitas mereka, penulis pasca-kolonial atau diasporik dapat membedakan diri dari penulis metropolitan. Penggunaan indera juga dapat dilihat sebagai salah satu bentuk pemberdayaan bagi subjek diasporik subordinat. 

Negi mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan nostalgiknya, terutama terhadap ayah dan tanah airnya. Dia ingin ayahnya hadir untuk membawanya kembali ke Puerto Rico. Negi mengingatkan kembali saat ia, ibunya, dan Raymond masih berada di pulau itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun