Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membumikan Pancasila dari Desa melalui Jalan Kebudayaan

13 November 2022   07:51 Diperbarui: 13 November 2022   07:51 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan angklung caruk di Banyuwangi. Dokumentasi penulis

Di sinilah perlu intervensi dari pemerintah desa dan ketua komunitas untuk mengajak mereka diskusi tentang keterkaitan pertunjukan dengan pemajuan kebudayaan desa dan pembumian Pancasila. Harapannya, mereka bisa lebih bersemangat dalam berkesenian dan berkebudayaan karena menjadi subjek atau agen bagi aktivitas kebangsaan. 

Apa yang perlu dicatat adalah bahwa jalan kebudayaan membutuhkan keajegan di tengah-tengah arus perubahan masyarakat akibat kuatnya pengaruh budaya dari luar. Jalan kebudayaan juga tidak tergesa-gesa menjadikan even-even budaya di desa sebagai bagian dari industri pariwisata, karena bisa mengurangi dan mengabaikan substansi nilai dan keunggulan lokal yang hendak dikembangkan. 

Tidak pula harus  terburu-buru menjadikan keunikan budaya sebagai modal untuk membuat desa wisata. Jalan kebudayaan mengedepankan kegiatan-kegiatan yang ajeg setiap tahunnya dengan target yang jelas dan mendorong partisipasi warga masyarakat lintas-umur untuk memperluas pembumian Pancasila. 

Penciptaan atau maksimalisasi ruang-ruang kultural seperti balai desa, balai dusun, ataupun sanggar merupakan bagian penting jalan kebudayaan karena bisa menjadi tempat berlangsungnya pewarisan dan regenerasi kultural. Lebih dari itu semua, penguatan ekosistem budaya di wilayah-wilayah desa tidak bisa bersifat parsial. 

Prinsip integrasi memungkinkan kerjasama strategis antara pemerintah desa, pelaku seni-budaya, tokoh/sesepuh desa, pendidik, dan warga masyarakat, sehingga kebijakan dan program yang dicanangkan bisa mendapatkan dukungan publik dan berdampak luas.

Simpulan

Alih-alih memproduksi dan menyebarluaskan tafsir yang bersifat dogmatis, lebih baik Negara melalui institusi terkait melakukan kerja-kerja serius terkait upaya pembumian Pancasila yang bersifat kontekstual dan berbasis temuan-temuan dari kehidupan masyarakat. 

Artinya, pemerintah bisa membuat kebijakan terkait pembumian Pancasila, tetapi sudah seharusnya berasal dari kajian mendalam sehingga bisa jadi memunculkan multi-program berbasis kondisi dan permasalahan. 

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek telah memberikan contoh bagaimana mendesain kebijakan pemajuan kebudayaan desa yang mengutamakan proses bottom up di mana pemerintah dan masyarakat desa menjadi subjek.

Jalan kebudayaan merupakan sumbangan masyarakat desa terhadap upaya Negara untuk terus membumikan Pancasila. Jalan kebudayaan bukanlah sesuatu yang baru karena pemerintah dan masyarakat desa sudah terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas kultural secara gotong-royong. 

Dalam aktivitas-aktivitas itulah, nilai-nilai Pancasila akan menyebar dan dijalani dengan sukacita, tanpa beban karena memang itulah karakteristik ideologi yang dicintai oleh warga negara. Maka, menciptakan ekosistem budaya di desa dengan kebijakan dan program yang tepat akan berdampak terhadap menguatnya pemahaman dan implementasi nilai-nilai luhur dan unggul Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun