Sebagai pembaca kita juga harus membaca secara kritis banjir berita dari banyak media Barat agar bisa mengungkap kepentingan propaganda yang dimainkan secara leluasa berbasis pernyataan pemerintah Ukraina.
Apa yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa keberpihakan terhadap kepentingan Ukraina memiliki latar kontekstual yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi dan politik negara-negara Barat yang tidak menyukai pemerintahan Putin.
Pengabaikan konteks tersebut melahirkan pemahaman bahwa perang Rusia-Ukraina semata-mata disebabkan hasrat dan kehendak Putin-Rusia untuk menginvansi negara-negara tetangganya. Akibatnya, kebanyakan berita yang disampaikan berupaya menggiring opini negatif tentang langkah-langkah militer Rusia.
Sangat penting bagi kita untuk terus menelaah informasi yang berkembang melalui media online dan media sosial. Bukan berarti kita harus berhenti mengkritik operasi militer Rusia yang menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Namun, kita tidak bisa mengabaikan konteks ekonomi dan politik terjadinya perang ini, agar tidak terjebak dalam propaganda yang menguntungkan salah satu pihak. Karena pengabaian akan hal itu membuat kita menutup mata akan agenda besar dari negara-negara Barat yang selama ini gemar menciptakan perang di muka bumi.
Tentu, kita semua harus mengutuk perang yang merugikan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Ukraina. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang menjadikan kita bertanya apakah jalan dialog sudah benar-benar tidak bisa dilakukan. Kalau manusia adalah makhluk berpikir, seharusnya selalu ada celah untuk menemukan solusi perdamaian.
Meskipun demikian, memainkan nyawa manusia sebagai berita palsu demi memenangkan simpati global bagi pihak tertentu, merupakan pengkhianatan terhadap jurnalisme dan kemanusiaan, apapun alasannya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H