Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pulau Ular dan Propaganda: Berita Palsu Tewasnya Tentara Ukraina

11 Maret 2022   09:46 Diperbarui: 13 Maret 2022   00:31 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo via Wikipedia Commons under CC BY-SA 4.0. 

Sebagai pembaca kita juga harus membaca secara kritis banjir berita dari banyak media Barat agar bisa mengungkap kepentingan propaganda yang dimainkan secara leluasa berbasis pernyataan pemerintah Ukraina.

Apa yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa keberpihakan terhadap kepentingan Ukraina memiliki latar kontekstual yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi dan politik negara-negara Barat yang tidak menyukai pemerintahan Putin.

Pengabaikan konteks tersebut melahirkan pemahaman bahwa perang Rusia-Ukraina semata-mata disebabkan hasrat dan kehendak Putin-Rusia untuk menginvansi negara-negara tetangganya. Akibatnya, kebanyakan berita yang disampaikan berupaya menggiring opini negatif tentang langkah-langkah militer Rusia.

Sangat penting bagi kita untuk terus menelaah informasi yang berkembang melalui media online dan media sosial. Bukan berarti kita harus berhenti mengkritik operasi militer Rusia yang menyebabkan banyaknya korban jiwa.

Namun, kita tidak bisa mengabaikan konteks ekonomi dan politik terjadinya perang ini, agar tidak terjebak dalam propaganda yang menguntungkan salah satu pihak. Karena pengabaian akan hal itu membuat kita menutup mata akan agenda besar dari negara-negara Barat yang selama ini gemar menciptakan perang di muka bumi.

Tentu, kita semua harus mengutuk perang yang merugikan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Ukraina. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang menjadikan kita bertanya apakah jalan dialog sudah benar-benar tidak bisa dilakukan. Kalau manusia adalah makhluk berpikir, seharusnya selalu ada celah untuk menemukan solusi perdamaian.

Meskipun demikian, memainkan nyawa manusia sebagai berita palsu demi memenangkan simpati global bagi pihak tertentu, merupakan pengkhianatan terhadap jurnalisme dan kemanusiaan, apapun alasannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun