Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pengetahuan Ekologis Tradisional: Konsep Strategis, Masalah, dan Tantangan

8 Februari 2022   14:52 Diperbarui: 19 Februari 2022   13:54 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, secara umum memang bersifat kualitatif. Apa yang perlu ditekankan adalah bahwa karakteristik tersebut menempatkan PET pada dimensi welas-asih dalam ruang ideal di mana pengetahuan komunitas tertentu tentang alam sekaligus menjadi visi komunal untuk tidak menghancurkan lingkungan dan segala isinya. 

PET bukan semata-mata sistem pengetahuan dan tindakan, tetapi sistem pengetahuan, tindakan, dan keyakinan terintegrasi yang ditujukan tidak untuk mengeksploitasi dan mengendalikan alam lingkungan mereka sebebas-bebasnya (Berkes, 1993: 5). 

Integrasi tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial PET yang menimbang beberapa dimensi penting seperti:

(1) makna simbolik melalui sejarah lisan, nama tempat, dan hubungan spiritiual; (2) kosmologi atau pandangan dunia yang berbeda dengan ilmu modern di mana ekologi menjadi bagiannya; dan, (3) hubungan berbasis prinsip timbal-balik dan obligasi baik buat anggota komunitas maupun makhluk hidup lainnya serta lembaga manajemen sumber daya alam komunal berbasis pengetahuan dan makna bersama (Berkes, 1993: 5). 

Itulah mengapa PET tidak hanya berkaitan dengan kumpulan pengetahuan tetapi juga bisa dioperasionalkan untuk kepentingan-kepentingan ekologis seperti manajemen sumber daya alam, konservasi, dan yang lain (Menzies & Butler, 2006: 2).

Enam Wajah PET: Aspek Strategis & Tantangan

Meskipun banyak pakar yang mengkontraskan PET dan PES, bukan tidak mungkin untuk menemukan penjelasan dalam PET yang sesuai dengan kerangka akademis PES. Itu sekaligus menunjukkan bahwa yang tradisional bukan tidak mungkin memenuhi standar pengetahuan modern. Namun, hal ini tidak untuk menunjukkan bahwa PET dan PES pada dasarnya sama. Houde (2007) mengidentifikasi enam wajah dari PET untuk mempermudah pemahaman di tengah-tengah kompleksitas yang melingkupinya.

Pertama, observasi faktual, klasifikasi, dan dinamika sistem. Maksudnya, PET harus bisa diobservasi oleh peneliti dari luar komunitas untuk bisa melakukan penamaan komponen-komponen yang ada di lingkungan kawasan, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, gunung, perbukitan, lahan pertanian dan yang lain. 

Tujuannya adalah untuk memahami keterkaitan erat antarsepesis, hubungan di dalam lingkungan biosifik, distribusi ruang, trend historis ruang dan pola populasi. Pemahaman ini bermanfaat untuk memantau indikator kesehatan eksosistem dan pengukuran perubahan ekologis, termasuk iklim.

Pengetahuan bersifat empiris tersebut memang membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan observasi, telaah, dan penyimpulan. Ini memang wajar karena ada usaha untuk mensaintifikasi PET dengan prinsip pengetahaun modern. Namun, untuk memahami dinamika ekosistem, termasuk perubahan dan permasalahan yang berlangsung dari waktu ke waktu, mekanisme modern tersebut cukup membantu. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun