Mohon tunggu...
Deirdre Tenawin
Deirdre Tenawin Mohon Tunggu... -

Instagram : @deirdretenawin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merlion Chapter One - Hukuman Cambuk di Singapura

22 Agustus 2015   12:32 Diperbarui: 22 Agustus 2015   12:51 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Singapura termasuk salah satu negara yang masih memberlakukan hukuman cambuk. Hukuman cambuk merupakan warisan dari koloni Inggris yang pernah menjajah Singapura. Selain Singapura, Malaysia juga merupakan negara bekas jajahan Inggris yang masih memberlakukan hukuman cambuk.

 

Di Singapura, hukuman cambuk biasanya dilakukan dengan rotan dan diterapkan pada pelanggaran pidana seperti narkoba, perampokan, pidana terkait seks, pembunuhan, kepemilikan senjata tidak sah, vandalisme, kerusuhan, peminjaman uang secara ilegal, dan untuk orang asing yang melewati batas tinggal di Singapura hingga 90 hari (untuk menghindari keberadaan pekerja imigran ilegal).

 

Hukuman cambuk juga bisa dikombinasikan dengan hukuman lainnya secara bersamaan. Sergei Sekov misalnya, seorang pria berkewarganegaraan Ukraina pernah dihukum cambuk karena mencolek pantat pramugari Singapore Airlines sebanyak dua kali. Walaupun hanya 2 kali, pria ini dicambuk atas tuduhan melakukan pelecehan seksual. Selain dicambuk, ia juga diwajibkan membayar sejumlah denda.

 

Menurut prosedur hukum yang berlaku di Singapura, hukuman cambuk hanya boleh dikenakan pada laki-laki berusia 18 sampai 50 tahun dan telah dinyatakan layak secara medis untuk menerima hukuman cambuk. Artinya laki-laki berusia diatas 50 tahun, wanita dan anak-anak dibawah 18 tahun tidak diperkenankan menerima hukuman cambuk oleh negara. Jumlah cambukan tergantung besarnya kesalahan, namun maksimal 24 kali dalam sekali eksekusi. Cambuk yang digunakan lumayan juga loh, panjangnya 1,2 meter dan tebalnya 1,27 cm.

 

Dalam pelaksanaannya, terpidana hukum cambuk akan diminta untuk telanjang, kemudian dokter akan memeriksa kondisi medisnya sebelum eksekusi dilakukan. Jika kondisi fisiknya layak, eksekusi pun dilaksanakan. Untuk mereka yang kondisinya tidak memungkinkan untuk menerima hukuman cambuk, maka hukuman akan dialokasikan kepada hukuman penjara.

 

Prosesnya gimana sih? Terpidana akan dicambuk di bagian pantatnya dengan sekuat tenaga oleh sipir penjara dengan jeda 15 detik antara 1 cambukan ke cambukan berikutnya. Sampai seluruh jumlah cambukan yang harus ditanggung telah dipenuhi atau sampai petugas medis menyatakan kondisi yang bersangkutan sudah tidak sanggup menerima cambukan.

 

Akibat yang ditimbulkan dari cambukan ini bisa beragam tergantung banyaknya cambukan yang harus ditanggung. Dari memar hingga mengeluarkan darah. Setiap selesai menerima cambukan, petugas medis akan langsung mengobati dan memberikan lotion antiseptik pada luka bekas cambukan. Proses penyembuhan luka akan berlangsung antara dua minggu sampai satu bulan. Luka ini umumnya akan meninggalkan bekas yang sulit hilang.

 

Hukuman cambuk di Singapura tidak hanya diberlakukan oleh negara dalam konteks hukum. Hukuman cambuk di Singapura juga berlaku di sekolah dan di dalam keluarga. Walaupun dengan rotan yang lebih ringan.

 

Departemen pendidikan Singapura memberikan hak kepada sekolah untuk menghukum cambuk murid laki-laki yang  merokok, berantem, melakukan vandalisme, bolos, meyontek dan pelanggaran kecil yang dilakukan berulang-ulang. Akan tetapi, cambukan hanya boleh dilakukan pada telapak tangan atau di pantat anak yang menggunakan celana.

 

Terkadang hukuman cambuk dilakukan di depan murid-murid lainnya untuk menimbulkan efek malu dan jera pada anak. Kalau anda pernah nonton film yang berjudul “I’m Not Stupid Too”, nah di sana ada adegan dimana seorang murid yang melanggar aturan sekolah dicambuk di depan teman-temannya. Film asal Singapura itu banyak memotret fenomena pendidikan di negara tersebut.

 

Bukan hanya di sekolah, di rumah pun beberapa orangtua juga menerapkan hukuman cambuk pada anak-anak mereka. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Maka janganlah heran jika cambuk rotan dijual hanya dengan harga 50 cent di toko-toko dan selalu laris manis menjelang pekan-pekan ujian sekolah. Laris manis boooo..

 

Cuma, walaupun diberikan hak untuk memberikan hukuman cambuk, pemerintah Singapura tetap menjamin perlindungan hak asasi anak kok. Orang tua tidak bisa semena-mena menggunakan hak mencambuk yang dimilikinya. Orangtua pun bisa dikenakan sanksi hukum jika anak sampai terluka parah karena hukuman yang diberikan oleh orangtua.

 

Soal hukuman cambuk di Singapura, bukan hanya manusia hidup saja yang bisa dikenakan hukuman cambuk. Mereka yang bunuh diri, mayatnya pun akan menerima hukuman cambuk sebagai hukuman telah bunuh diri.

 

(Deirdre Tenawin / IG: @deirdretenawin)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun