Mohon tunggu...
Andika Widaswara
Andika Widaswara Mohon Tunggu... -

Menyukai petualangan, travelling, potografi dan menulis. Satu lagi, penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Tak Berteman

26 Februari 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

17.30

Petang menjelang. Di luar mendung masih menggumpal. Namun tak kutemui lagi di matanya, di rautnya. Ia seperti baru saja mendapat pencerahan, itu pendapatku. Semoga saja benar adanya. Gerimis tak lagi ramai. Namun masih sesekali jatuh. Gerimis yang deras justru jatuh merinai di pelataran hatiku. Aku bangga, sekaligus kecewa. Merasa berguna, sekaligus terbuang. Menjadi dewasa, sekaligus kerdil. Andai ia tahu, aku tak perlu menjadi cewek untuk merasakan yang ia rasakan. Tak perlu menjadi dirinya untuk berada di posisinya. Dan itu akan seterusnya menjadi kebisuan. Tanpa ungkapan. Sebuah ironi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun