Mohon tunggu...
Andika Widaswara
Andika Widaswara Mohon Tunggu... -

Menyukai petualangan, travelling, potografi dan menulis. Satu lagi, penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Tak Berteman

26 Februari 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada banyak tipe lelaki Dev, mungkin bagi sebagian orang itu sudah mewakili apa yang ada dalam perasaanmu. Tapi sebagian yang lain?"

Ia diam. Jari telunjuknya diletakkan di mulut. Aku pun memilih hal yang sama. Diam. Atau lebih tepatnya berusaha untuk diam. Menutupi gemuruh dalam dadaku biar tak sempat ia dengarkan. Pula perang hebat dalam hatiku tak pernah ia ketahui. Dalam posisi ini, sebenarnya bisa saja aku katakan adalah hal tabu jika perempuan mengungkapkan cintanya pada lelaki. Terlebih dia. Seorang yang semasa kecil dan remajanya dihabiskan di pondok pesantren. Melalui sebagian besar waktunya dengan membaca dan mendengar ayat-ayat Allah. Tak banyak bergaul dengan remaja sebayanya yang sibuk keluar masuk salon, memborong barang-barang new arrival di mall. Setiap bulan berganti gadget, bahkan sudah indent sebelum barang beredar di pasaran. Tapi tidak.

"Dev... dalam mencapai tujuan selalu ada dua opsi, berhasil atau gagal. Kita selalu siap untuk berhasil, tapi untuk gagal?"

"Aku siap jika memang aku harus gagal..."

"Syukurlah... akan lebih berterima di hati kita jika gagal tapi kita telah berusaha. Ada kepuasan tersendiri bagi batin kita. Daripada gagal tanpa usaha? Apa kebanggaan kita? Hanya melalui bergulirnya hari dengan penyesalan. Yang tertinggal di pikiran hanya kata-kata misalkan..., andaikan..., seandainya... ahh."

"Lalu aku kudu gimana?"

"Selamat berjuang Dev. Aku tak mau mengulang penjelasan lagi. Aku tak digaji untuk mengulang materi sampe tuntas hehehe..."

"Yeeee... tapi aku bisa gak ya??"

"Tuhan ada dalam pikiran kita, Dev. So...?"

"Hehe... iya sech. Coba kalo kamu cewek. Trus ada di posisiku. Hayooo...."

"Takdirku adalah sebagai laki-laki hehehe..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun