Mohon tunggu...
Dee Hwang
Dee Hwang Mohon Tunggu... penulis -

Seorang pencerita lokalitas; Pemain Biola di SAMS Chamber Orchestra Jogjakarta. (dee_hwang@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketempuan Tahlil

11 April 2016   21:21 Diperbarui: 11 April 2016   21:31 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan itu gemetaran. Yang ada di kepala hanya cucung kesayangan bukan cucung dalam gendongan, karena yang dicari tak kunjung mengekor di belakang Bahuk. Kini, hanya ada asap membumbung dari paun rumah Tar, yang ujar Bahuk, asalnya dari kompor gas Tar yang baru saja meledak.

*****


[1] Jendela
[2] Anak-anak
[3] Beres-beres; merapikan
[4] Piring
[5] Sebuah ungkapan Kabupaten Lahat untuk menyatakan seseorang yang telah dewasa namun bertingkah seperti anak kecil
[6] Dapur
[7] Gemetaran; menggigil
[8] Tradisi usai membangun rumah baru, pemilik rumah mengadakan hajatan kemudian melemparkan uang receh atau makanan untuk diperebutkan anak kecil dari atas rumah.
[9] Cynocephalus variegatus, adalah hewan nocturnal sejenis tupai. Dipercayai penanda adanya anggota keluarga atau tetangga yang meninggal bila terdengar di siang hari.
[10] Cucu
[11] Berjalan / keluar rumah dengan
[12] Anak burung yang baru menetas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun