Saya terus mengangguk, dan pembicaraan terhenti seiring habisnya sesi diskusi kelas pagi itu.
Setelah pembicaraan itu, saya merasa tidak sendiri. Saya dan Astrid, dan mungkin banyak petualang intelektual lainnya, memang memiliki kesamaan yang sama: pikiran kami sedang terbang, entah kapan pikiran itu kembali ke peraduan. Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!