Mohon tunggu...
Dedi Irawan
Dedi Irawan Mohon Tunggu... Akuntan - Dedi Irawan

Belajar seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus State of The Art di Universitas Pancasila

31 Desember 2022   21:08 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jenis kesalahan terakhir ini bisa sangat mengganggu kualitas disertasi. Disertasi yang isinya cukup baik, topik yang dibahas menarik, metodologinya benar, dan teori yang dipakai juga tepat, bisa rusak karena kesalahan bahasa. Karena itu, kesalahan bahasa tidak bisa dipandang remeh dan seharusnya tidak perlu terjadi. Memang seorang penulis disertasi seyogyanya sudah tidak memiliki persoalan bahasa. Sayangnya banyak penulis disertasi menggampangkan dan menganggap persoalan bahasa adalah masalah yang remeh.

Secara umum, kesalahan-kesalahan penulisan disertasi itu mencakup 4 hal, yaitu terkait substansi, teori, metodologi, dan bahasa. Kesalahan substansi mencakup dua hal, yakni tema yang ditulis bukan dalam wilayah kajian ilmu yang ditekuni (not within the area of the body of knowledge) dan pertanyaan yang diajukan bersifat sangat teknis, sehingga tidak melahirkan suatu konsep. Konsep tidak lain merupakan sebuah gagasan atau ide abstrak untuk menggambarkan gejala atau fenomena sosial yang dinyatakan dalam sebuah istilah atau kata. 

Wilayah kajian perlu memperoleh perhatian serius dari setiap penulis disertasi. Sebagaimana diketahui, setiap bidang ilmu memiliki bangunan pengetahuan (the body of knowledge) sendiri-sendiri yang berimplikasi pada metodologi yang berbeda antara satu disiplin ilmu dengan disiplin yang lain.

Memang bisa saja terjadi sebuah disiplin ilmu merupakan perpaduan antara dua atau mungkin tiga ilmu secara bersamaan. Ilmu-ilmu demikian disebut ilmu inter atau multi disiplin (inter or multi-desciplinary knowledge), termasuk jenis ilmu-ilmu terapan. Namun demikian, wilayah kajiannya harus tetap jelas. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kesalahan pemilihan tema atau objek kajian, sebelum memulai melakukan penelitian, penulis memastikan dulu bahwa tema yang ditulis merupakan bagian dari wilayah kajian bidang ilmu yang ditekuni. Tentu saja ini bisa diperoleh dengan diskusi secara intensif dengan promotor, dosen, para ahli atau peneliti-peneliti sebelumnya.

Perbedaan antara disertasi, tesis dan skripsi sebenarnya sudah bisa dilihat sejak bab awal, yaitu latar belakang atau konteks penelitian. Pada skripsi, penulis cukup mendeskripsikan fenomena secara jelas dengan urutan logika yang benar. Mendeskripsikan artinya menulis sesuatu apa adanya, tanpa menambah atau menguranginya, yang oleh para ahli disebut sebagai phenomena description.

Sedangkan pada tesis, selain menyajikan fenomena, penulis sudah wajib mencantumkan teori-teori atau konsep yang terkait dengan tema atau topik yang dibahas. Lazimnya, pada karya setingkat tesis penulis sudah bisa membedakan antara satu teori dengan teori yang lain. Berbeda dengan tesis, disertasi tidak saja memaparkan fenomena dan teori-teori yang relevan dengan tema disertasi, tetapi juga hasil-hasil penelitian oleh para peneliti sejenis sebelumnya, siapa meneliti apa, dengan hasil apa, dan metode penelitian apa. 

Untuk itu, penulis disertasi sudah selayaknya memperkaya diri dengan pengetahuan yang banyak mengenai hasil-hasil penelitian sebelummya dengan membaca buku, majalah ilmiah dan jurnal. Hasil-hasil penelitian itu dibandingkan satu dengan yang lain untuk dicari persamaan atau kemiripan dan perbedaannya, atau yang sering disebut finding gap. Di sini penulis disertasi wajib mengetahui siapa saja peneliti sebelumnya dengan tema sejenis, pertanyaan apa yang diajukan dengan hasil apa, dan metode penelitian apa, yang lazim disebut sebagai "state of the arts". Gunanya untuk memperoleh kebaruan (novelty) penelitian.

Kesalahan substantif kedua mencakup kualitas pertanyaan penelitian yang diajukan. Tidak sedikit pertanyaan penelitian disertasi bersifat teknis dan operasional. Misalnya, pertanyaan "Bagaimana kepala sekolah merancang dan mengembangkan program kerja sekolah?", "Bagaimana guru mengembangkan bahan ajar?" adalah contoh pertanyaan yang bersifat teknis operasional. Tentu saja karena pertanyaannya sangat teknis jawaban atau temuan penelitiannya juga sangat teknis. Jawaban atau temuan penelitian sangat tergantung pada jenis pertanyaan yang diajukan.

Pertanyaan disertasi tidak boleh bersifat teknis atau operasional, tetapi harus konseptual. Untuk itu, penulis disertasi wajib memperkaya diri dengan pengetahuan filosofis mengenai tema yang diangkat sebelum merumuskan masalah yang akan dijawab. Kualitas pertanyaan disertasi bisa dilihat apakah jawaban yang akan diperoleh memberikan khasanah pengetahuan baru bagi disiplin ilmu yang ditekuni atau tidak, atau sekadar mengulang dari temuan atau jawaban yang sudah ada.

Jika tidak memberikan pengetahuan baru, apalagi hanya mengulang dengan menyatakan "hasil penelitian saya menegaskan atau mendukung hasil penelitian sebelumnya", maka karya itu sejatinya tidak bermakna apa-apa bagi perkembangan ilmu pengetahuan, kecuali bagi penulisnya sendiri untuk memperoleh gelar doktor. Disertasinya juga tidak dibaca orang karena tidak menarik, dan hanya menjadi dokumen akademik yang tidak bermakna bagi perkembangan peradaban manusia.

Berdasarkan diskusi penulis dengan sesama rekan mahasiswa Program Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Pancasila, terdapat beberapa masalah fundamental yang dirasakan sebelum mahasiswa benar-benar bisa menulis dan menghasilkah sebuah karya ilmiah, bahkan disertasi yang berkualitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun