Mohon tunggu...
Dedi Irawan
Dedi Irawan Mohon Tunggu... Akuntan - Dedi Irawan

Belajar seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus State of The Art di Universitas Pancasila

31 Desember 2022   21:08 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita tahu, ilmu pengetahuan itu tidak statis. Ia mengalami perubahan dari waktu ke waktu, jadi dinamis. Dalam istilah yang pernah disinggung oleh Thomas Kuhn bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat revolusioner dari satu pradigma ke paradigma baru. Nah, state of the art ini adalah fokusnya pada apa yang paling terbaru dari sebuah teori yang ada. Biasanya di jurnal-jurnal akan ditemukan state of the art dari sebuah ilmu pengetahuan yang paling mutakhir. Oleh karenanya penting sekali membaca jurnal untuk mengikuti trend atau perkembangan terbaru dari sebuah ilmu pengetahuan.

State of the art bagaikan fondasi membangun rumah, apabila fondasinya kokoh maka rumah juga akan menjadi kuat dan tidak mudah roboh dan begitu pula sebaliknya. Dengan State of the art yang kuat maka artikel ilmiah akan bernilai jual tinggi, sehingga kemungkinan ditolak saat pengiriman jurnal akan sangat kecil. Sebaliknya, apabila state of the art yang diajukan lemah sedangkan bagian artikel ilmiah yang lain terlihat menakjubkan, maka keseluruhan artikel ilmiah berkualitas buruk karena tidak memiliki dasar penelitian yang kuat.

Wisnu at al (2015) mendefinisikan state of the art sebagai tingkat pengembangan mencakup pada peralatan, prosedur, proses, teknik, hingga teori yang dicapai pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari penerapan metodologi terkini. Penentuan state of the art dapat didasarkan pada tiga hal, yaitu: data, proses, dan analisis. Pada penggunaan data sebagai hal yang digunakan untuk menentukan state of the art, penulis dapat menggunakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menerapkannya pada masalah baru.

Selanjutnya, proses penentuan state of the art dapat dilakukan dengan cara mengubah atau memodifikasi metode pada suatu penelitian. Cara ini lebih sulit dari cara yang pertama karena membutuhkan pemahaman yang lebih dalam terhadap topik dari penelitian yang diajukan. Lalu menggunakan analisis sebagai penentu state of the art dapat dilakukan dengan memberikan analisis yang tajam dan berbeda pada suatu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Dengan adanya state of the art, peneliti akan memperoleh informasi mengenai masalah penelitian yang akan diteliti. Salah satunya adalah dengan membaca literatur atau penelitian terdahulu yang berhubungan, hal tersebut akan menjadikan peneliti lebih mudah memahami dan menganalisis masalah penelitian. Ini juga bisa membuktikan bahwa masalah penelitian yang sedang diteliti mempunyai hubungan atau relevansi, sehingga dapat melihat perkembangan ilmu pengetahuan sehingga terlihat alur proses perkembangannya. Dengan adanya state of the art penelitian yang dilakukan akan menunjukan pendekatan yang berbeda dalam menemukan sebuah solusi. 

Dengan bervariasinya pendekatan yang berbeda, peneliti bisa mengevaluasi pendekatan yang ada, dan menyadari hal yang perlu diperbaharui atau dikurang.

Untuk memperoleh state of the art yang kuat, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: kontribusi, orisinalitas, dan keterbaruan. Ketiga kriteria tersebut adalah:

(1) KONTRIBUSI

Secara sederhana, kontribusi berarti dampak positif yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Apabila penelitian benar-benar dilakukan, hasil dari penelitian dan seberapa penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat menentukan tingkat state of the art. Semakin besar nilai kontribusi yang ditawarkan pada suatu jurnal ilmiah, maka semakin kuat State of the art yang akan dibentuk.

(2) ORISINALITAS

Orisinalitas adalah keaslian dari penelitian yang dilakukan dimana penelitian belum pernah dilakukan sebelumnya. Kriteria ini merupakan salah satu bentuk spesifik dari kontribusi ilmiah yang mana belum ada peneliti lain yang pernah melakukan hal yang sama sebelumnya. Apabila penelitian yang dilakukan sudah pernah dilakukan sebelumnya, maka orisinalitas penelitian tersebut adalah rendah. Hal ini berarti penelitian ini tidak memberikan suatu kontribusi baru yang spesifik untuk masyarakat pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun