Sambil nunggu surat tsb saya cerita ngalor-ngidul sesama peserta yang semua lansia, yang waktu itu terdiri +/- 10 orang. Bahkan ada yang 80-tahun. Trus ada yang nyeletuk, jarum suntik vaksin gak terasa keluar masuk tubuh kita karena kita sudah tua, katanya sambil tertawa ngakak.Â
Maksud loe...? Ini jelas pertanyaan kaum milenial. Sopannya, maksud Bp...? Dia kembali tertawa. Uupppsssss....!Â
Hmmm, saya sekarang ngerti maksudnya. Rahasia...! Ini khusus for 17 up... Lebih khusus lagi lansia grup. He he he...
Surat keterangan ini nantinya juga sebagai referensi untuk vaksin 2. Setelah setengah jam surat tsb dibagikan. Dan kemudian kami dipersilahkan pulang ke rumah masing-masing. Dan Alhamdulillah dari 10 orang tsb, tidak satupun yang merasakan hal-hal yang gak biasa di tubuhnya. Semua berjalan lancar dan normal.
Inilah sekelumit cerita ketika saya ikut vaksin C19 yang pertama. Alhamdulillah, ternyata tidak seperti bayangan saya sebelum divaksin. Bikin stres karena begitu menyeramkannya dampak virus C19 ini yang hampir tiap hari kita lihat/dengar melalui media massa, media sosial, media online dsb.
C19 telah merusak tatanan kehidupan beragama, sosial, ekonomi dsb. Gimana gak menakutkan jika dampaknya begitu mudah, cepat dan telah meluas serta merusak sisi-sisi kehidupan yang baik. Dan langsung mendunia, mengglobal begitu cepatnya.Â
Dan anehnya kita gak atau abai melihat keberhasilan pemerintah dan partisipasi kita semua masyarakat atas banyaknya pasien yang sembuh. Katanya angkanya di atas 90%. Saking menakutkannya, kita terfokus pada angka yang meninggal karena C19.
Mamah Dedeh pernah ditanya penyiar tv swasta waktu Ustadz Maaher meninggal. Mamah bilang, Ustadz meninggal karena ajalnya sudah tiba. Sudah panggilan Allah. Bukan karena C19. Adinda tau saat pesawat jatuh ke laut puluhan bahkan ratusan penumpang dan awak langsung meninggal. Apa itu karena C19. Apa itu karena pesawatnya jatuh. Tidak...! Karena ajal. Karena panggilan Allah semata...
Saya sengaja men-share ini. Semoga bisa menjadi inspirasi Bp, Ibu, Bro yang belum vaksin. Bahkan mungkin bagi yang masih takut serta gak percaya. Dan case ini sudah saya temui di beberapa orang yang saya kenal.
Takut, gak PD, pengennya terakhir-akhir karena ingin tau dulu hasil vaksin bagi yang sudah vaksin, punya kormobid dsb.
Tapi memang kita harus yakin dan PD dulu. Monggo untuk berpikir, dan jadikanlah cerpen saya ini sebagai salah satu referensi. Setelah yakin 100%, monggo segera daftar dan ikut vaksin 1. Kemudian vaksin 2.