Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alhamdulillah, Vaksin 1 Ngga Sakit, lho...

4 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 4 Maret 2021   21:04 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil nunggu surat tsb saya cerita ngalor-ngidul sesama peserta yang semua lansia, yang waktu itu terdiri +/- 10 orang. Bahkan ada yang 80-tahun. Trus ada yang nyeletuk, jarum suntik vaksin gak terasa keluar masuk tubuh kita karena kita sudah tua, katanya sambil tertawa ngakak. 

Maksud loe...? Ini jelas pertanyaan kaum milenial. Sopannya, maksud Bp...? Dia kembali tertawa. Uupppsssss....! 

Hmmm, saya sekarang ngerti maksudnya. Rahasia...! Ini khusus for 17 up... Lebih khusus lagi lansia grup. He he he...

Surat keterangan ini nantinya juga sebagai referensi untuk vaksin 2. Setelah setengah jam surat tsb dibagikan. Dan kemudian kami dipersilahkan pulang ke rumah masing-masing. Dan Alhamdulillah dari 10 orang tsb, tidak satupun yang merasakan hal-hal yang gak biasa di tubuhnya. Semua berjalan lancar dan normal.

Inilah sekelumit cerita ketika saya ikut vaksin C19 yang pertama. Alhamdulillah, ternyata tidak seperti bayangan saya sebelum divaksin. Bikin stres karena begitu menyeramkannya dampak virus C19 ini yang hampir tiap hari kita lihat/dengar melalui media massa, media sosial, media online dsb.

C19 telah merusak tatanan kehidupan beragama, sosial, ekonomi dsb. Gimana gak menakutkan jika dampaknya begitu mudah, cepat dan telah meluas serta merusak sisi-sisi kehidupan yang baik. Dan langsung mendunia, mengglobal begitu cepatnya. 

Dan anehnya kita gak atau abai melihat keberhasilan pemerintah dan partisipasi kita semua masyarakat atas banyaknya pasien yang sembuh. Katanya angkanya di atas 90%. Saking menakutkannya, kita terfokus pada angka yang meninggal karena C19.

Mamah Dedeh pernah ditanya penyiar tv swasta waktu Ustadz Maaher meninggal. Mamah bilang, Ustadz meninggal karena ajalnya sudah tiba. Sudah panggilan Allah. Bukan karena C19. Adinda tau saat pesawat jatuh ke laut puluhan bahkan ratusan penumpang dan awak langsung meninggal. Apa itu karena C19. Apa itu karena pesawatnya jatuh. Tidak...! Karena ajal. Karena panggilan Allah semata...

Saya sengaja men-share ini. Semoga bisa menjadi inspirasi Bp, Ibu, Bro yang belum vaksin. Bahkan mungkin bagi yang masih takut serta gak percaya. Dan case ini sudah saya temui di beberapa orang yang saya kenal.

Takut, gak PD, pengennya terakhir-akhir karena ingin tau dulu hasil vaksin bagi yang sudah vaksin, punya kormobid dsb.

Tapi memang kita harus yakin dan PD dulu. Monggo untuk berpikir, dan jadikanlah cerpen saya ini sebagai salah satu referensi. Setelah yakin 100%, monggo segera daftar dan ikut vaksin 1. Kemudian vaksin 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun