Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alhamdulillah, Vaksin 1 Ngga Sakit, lho...

4 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 4 Maret 2021   21:04 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumen pribadi

Saya percaya dan yakin sekali bahwa semua ini, gula darah saya di kisaran 140 bisa terjadi di tubuh saya semata-mata hanya karena ijin dan keputusan Allah...

Karena mau vaksin, setelah angkanya 263, saya langsung minum 1 butir Glimefiride 3 mg. Takut gak jadi vaksin gara-gara gula darah tinggi. Tensi normal, kolesterol dan asam urat Alhamdulillah baik. Lalu berdoa kepada-Nya..

Sampai di Puskesmas langsung registrasi. Dan nunggu sebentar lalu dipanggil dokter untuk screening. Lalu saya ceritakan riwayat gula darah saya sebelum berangkat tadi (263), dan record selama 2 tahun terakhir sekitar 140-an. Alhamdulillah, setiap cek darah hasilnya saya record di HP. Rupanya ini manfaatnya jika kita me-record riwayat penyakit kita...

Dokter nanya lagi, "... Apa Bp kuat berjalan 100 m..". Lalu saya jawab, ".... Alhamdulillah, In shaa Allah kuat Dok...". Ditanya juga apa pernah ikut test C19 dan hasilnya. "...Pernah Dok...", rapid test dan swab antigen.  "... Dan Alhamdulillah hasilnya negatif/non-reaktif...".         

Trus ditanya riwayat sakit lainnya, ukur tensi lagi, angkanya 140/90. Dan ternyata peserta lain juga diangka yang sama... Berat dan tinggi juga diukur. Berat saya 52kg, dan tinggi 168cm. Kurang ideal memang. Idealnya beratnya minimal 58kg, dan dompetnya penuh uang 100 ribu dan dollar.. Ha ha ha....

Trus darah saya diukur lagi, tapi tentang apanya saya lupa nanya karena pikiran sudah fokus membayangkan sebentar lagi akan disuntik vaksin. Hasil cek darah ini saya juga gak tau. Tapi mungkin bagus atau layak divaksin. Buktinya saya disuruh langsung ke ruang suntik vaksin. 

Gula darah saya ukur lagi, turun jadi  177. Alatnya sudah saya bawa dari rumah biar gak cari-cari lagi di Puskesmas. Soalnya saya sudah ketauan punya diabetes sejak tahun 2001 yang lalu. Jadi sudah sejak 20 tahun yang lalu. Gak terasa sudah lama sekali saya "punya pabrik gula...."

Lalu masuk ke ruang vaksin. Suster ternyata sudah siap untuk melakukan penyuntikan. Seperti biasa sesuai SOP nyuntik, setelah lengan baju kiri digulung ke atas, lalu lengan kiri diusap-usap dulu dengan kain kasa yang ada alkoholnya. 

Alkohol ini pasti bukan hasil pabrik sesuai Perpres yang bikin heboh akhir-akhir ini... He he he....Nuwun sepurone en maaf  Bp, Ibu, Bro...

Tiba-tiba susternya bilang, sudah Pak Dedi...
Saya kaget. Loh kok sudah... Kok gak terasa...
Kapan nyuntiknya Mb... Sang suster tsb hanya memberikan senyumannya yang manis.. Hmmm.....

Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Setelah itu saya disuruh nunggu setengah jam untuk melihat reaksi vaksin terhadap tubuh saya, sama seperti peserta yang lain. Juga sambil nunggu surat keterangan telah divaksin 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun