Maka dari itu, saya tidak mempermasalahkan tinggi badan Rehan.
Selain itu, Rehan juga menawarkan apa yang menurut saya jarang dimiliki ganda campuran, yakni kesamaan kemampuan dalam bertahan dan mengutak-atik arah kok, sehingga membuat lawan kerepotan membaca arah koknya dari dua pemain yang bisa menjadi pengatur serangan balik.
Hal ini yang kurang saya lihat ketika menonton Praveen, Rinov, apalagi Dejan Ferdinansyah. Mereka kecenderungannya konservatif, alias fokusnya hanya bagaimana cara menyelesaikan permainan dengan smash sebagai penyerang.
Sedangkan, ketika tugas bertahan dan mengelola serangan balik gagal dijalankan dengan baik oleh pasangannya, maka mereka pun kedodoran dalam bertahan, karena fokus mereka terlihat seperti hanya satu, yakni menyerang.
Berbeda dengan Rehan, ia juga cukup dapat diandalkan dalam bertahan. Pengembalian bolanya pun cukup variatif, walaupun terkadang ia masih berusaha mencoba memberikan kok-kok 'mudah' kepada lawan meski sudah diketahui bahwa lawan unggul di posisi tersebut.
Seperti di laga semifinal kontra Zheng/Huang. Ketika Huang Yaqiong sudah diketahui mampu menyergap kok depan net dengan baik, Rehan masih saja memberikan kok depan net yang 70-80 persen dapat diselesaikan oleh Huang. Persentase yang sudah sangat besar bagi ganda campuran dunia saat ini.
Tetapi, sekali lagi, saya melihat bahwa soal bertahan dan mengelola permainan di sektor ganda campuran, Rehan adalah pemain putra yang dapat dikatakan lebih baik dibandingkan pemain putra Indonesia lainnya di sektor ini.
Hanya saja, ia kurang berani mengambil risiko untuk melakukan smash-smash yang mematikan lawan ketika kok sudah betul-betul seharusnya dapat dia selesaikan. Padahal, dia sebetulnya bisa melakukannya. Terbukti, ketika berada di poin-poin kritis, ia mampu melakukannya dan berbuah poin.
Inilah yang membuat saya terkadang ikutan berteriak seperti Lisa ketika Rehan akhirnya melakukan smash. Ya, walaupun Lisa hanya mengungkapkannya dengan jempol, saya mengimbuhkannya dengan kalimat, "Itu yang kutunggu dari tadi Mas Rehan!"
Saya pikir, mengenai kekurangan tersebut, masih bisa diperbaiki oleh Rehan. Dan, dengan kualitasnya dalam membaca permainan yang cukup baik, saya pikir ketika dia melakukan smash pun akan berbuah poin, alias tidak mubazir membuang tenaga.
Maka dari itu, Rehan hanya butuh sedikit keberanian untuk mengambil risiko di tengah pertandingan untuk melakukan smash terhadap kok yang tanggung, bukan di poin-poin kritis seperti yang ia tunjukkan di All England ini.