Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Timnas Indonesia Menjadi "Korea Selatan 0.5"

16 Desember 2021   01:51 Diperbarui: 16 Desember 2021   11:30 13608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ezra Walian berduel dengan pemain Vietnam di Bishan Stadium, Singapura (15/12). Sumber: AFP/Yong Teck Lima/via Kompas.com

Kenapa begitu?

Menurut saya, mungkin ini faktor pertimbangan tentang keterampilan pemain dalam bertahan. Karena, pemain bertahan, yaitu bek murni pasti lebih terampil dalam menghentikan lawan tanpa melakukan pelanggaran dibanding pemain tengah, sekalipun dia adalah gelandang bertahan.

Inilah yang mungkin ingin diterapkan Shin Tae-yong. Indonesia berusaha dibuat untuk tidak melakukan banyak pelanggaran, terutama di dekat area kotak penalti.

Menurut saya, salah satu jawaban dari mengapa Indonesia tidak kebobolan di laga ini adalah faktor minimnya jumlah pelanggaran di dekat area kotak penalti. Biasanya, itu yang sering terjadi kalau pemain tengah atau pemain depan menjadi pemain pertama yang menyaring serangan lawan.

Bahkan dalam beberapa momen, tanggung jawab Asnawi dalam merebut bola juga berusaha diambil-alih oleh bek-bek tengah Indonesia. Karena, Asnawi terkadang cenderung agresif kalau sudah mulai terus digempur oleh lawan--seperti di babak pertama.

Jika Asnawi yang notabene bek bisa seperti itu, apalagi pemain tengah dan pemain depan yang biasanya cenderung lebih agresif. Memang, niat tulusnya adalah ingin membantu pertahanan.

Tetapi, karena mereka biasanya berkarakter agresif, maka yang sering terjadi adalah ingin segera merebut bola, alih-alih membaca pergerakan lawan. Pola bertahan yang umum seperti ini yang sepertinya ingin diubah oleh Shin Tae-yong.

Tentu, saya harus menekankan kata 'seperti', karena saya tidak tahu skenario yang sebenarnya. Saya hanya sedikit menginterpretasikannya sesuai dengan apa yang saya lihat dan sesuai pemahaman saya.

Lalu, apakah empat cara bermain Indonesia ini bisa mewakili kesuksesan taktik Shin Tae-yong?

Menurut saya, tidak. Karena, saya melihat taktik ini sepertinya akan sukses kalau diiringi dengan kemampuan Indonesia dalam membuat serangan balik yang efektif.

Beberapa kali, saya melihat Indonesia kesulitan membangun serangan balik karena berbagai hal. Bisa karena transisi cepat pemain Vietnam yang cukup bagus, atau karena pemain Indonesia punya "penyakit kronis", yaitu akurasi operan yang (maaf) masih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun