Selain itu, para pemain Vietnam juga berusaha mengarahkan bola ke dalam penalti terlebih dahulu. Padahal, di dalam kotak penalti Indonesia terdapat banyak sekali pemain Indonesia.
Mungkin, tim asuhan Park Hang-seo berharap para pemain Indonesia melakukan kesalahan dan membuat pelanggaran yang bisa berbuah penalti. Namun, sampai babak pertama berakhir, hal itu tak terjadi.
Pada babak kedua, Shin Tae-yong melakukan perubahan. Dia menggantikan Rachmat Irianto dengan Evan Dimas.
Artinya, Shin Tae-yong seperti menaruh harapan jika Indonesia tidak hanya fokus bertahan, tetapi juga bisa mengontrol tempo dan membangun serangan balik.
Bersama Evan, strategi itu bisa berjalan. Walaupun, di sisi lain, Indonesia dikhawatirkan kehilangan kekuatan dalam bertahan.
Meski begitu, keputusan Shin Tae-yong bisa dikatakan tepat. Memang, di babak kedua, Vietnam tidak sedominan di babak kedua.
Mereka terkadang terlihat membiarkan para pemain Indonesia mencoba membangun serangan. Mungkin, ini merupakan taktik untuk mencoba memancing pertahanan Indonesia maju dan renggang.
Hanya saja, harapan Vietnam tidak membuahkan hasil. Karena, para pemain Indonesia juga tidak terlalu agresif.
Bahkan, mereka terlihat ragu dalam membangun serangan. Terutama, ketika sisi kanan sudah tidak dihuni lagi oleh Asnawi dan Witan Sulaeman.
Mereka diganti Rizky Febrianto dan Yabes Roni. Yabes Roni mungkin masih cukup agresif dalam upaya membangun serangan, tetapi dia kurang didukung oleh Rizky yang terlihat setengah-setengah.
Imbasnya, Indonesia kembali harus fokus bertahan. Terutama, dalam 10 menit terakhir. Dengan jatuh-bangun, para pemain Indonesia terus berupaya mempertahankan kedudukan imbang 0-0.