Ramai Rumakiek jelas masih bisa dianggap sangat berkontribusi untuk timnas. Bukan hanya karena dia mencetak gol, tetapi juga kemauannya dalam membantu pertahanan.
Sempat pada suatu momen, dia membantu pertahanan di sisi kanan di area Asnawi Mangkualam. Saat itu, dia berupaya keras merebut bola dan meminta Asnawi untuk membiarkannya melakukan pembangunan serangan balik.
Artinya, pemain muda asal Persipura Jayapura ini sangat tepat untuk masuk di babak kedua demi mengimbangi determinasi pemain Kamboja. Hanya saja, satu pemain tidak bisa seratus persen mengubah keadaan jika tanpa keselarasan dalam timnya.
Syahrian Abimanyu yang menggantikan Evan Dimas juga cukup tepat dalam upaya membuat Indonesia tidak lagi fokus bertahan. Hanya saja, secara umum, timnya seperti kehilangan momentum untuk menguasai permainan seperti di babak pertama.
Yudo juga bisa dikatakan tepat untuk menggantikan peran Ezra sebagai penyerang tengah. Tipikalnya yang cenderung pelari tentu fasih dengan skema timnya yang mulai lebih fokus menjaga kedalaman lini belakang, alih-alih menambah gol.
Kalau semua masih terlihat tepat, lalu kenapa masih terlihat kurang melegakan bagi penonton?
Selain karena permainan Evan Dimas dkk yang terlihat seperti zamannya Bambang Pamungkas dkk, alias cepat kendur selepas menit 60, mereka juga menampakkan kekurangan lain yang fatal.
Pertama, akurasi operan yang jeblok di babak kedua. Kekurangan kedua, mereka mulai mengandalkan bola panjang ketika sudah mendapatkan tekanan tinggi dari lawan di area belakang.
Tentu, pemandangan ini menyedihkan jika nanti harus berhadapan dengan dua lawan terkuat di fase grup, yaitu Vietnam dan Malaysia. Bahkan, Kamboja saja yang mendapatkan tekanan tinggi dari pemain Indonesia, mereka tidak berupaya melakukan operan bola panjang seperti di babak pertama. Kenapa?
Karena, operan semacam itu sangat membutuhkan akurasi tingkat tinggi. Selain itu, bek-bek di Asia Tenggara rata-rata jago lari, karena badan mereka cenderung ramping.
Maka dari itu, akan sulit kalau menurunkan tempo permainan lalu mengandalkan bola panjang. Jika mengoper bola pendek saja bisa salah oper, apalagi bola panjang.