Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kritik, Kurang Cantik tapi Menggoda

14 Februari 2021   22:15 Diperbarui: 18 Februari 2021   20:32 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penangkapan orang terduga sebagai pengkritik. Gambar: Toto Sihono via Kompas.com

Makanya, perlu ada orang-orang yang ikhlas memberikan kritik tadi. Merekalah yang sebenarnya patut diapresiasi, karena sudah mau mengkritik sekalipun dasarnya mungkin tidak lebih tinggi dari sasaran kritik.

Kalau dasarnya setara atau malah lebih tinggi, itu asyik. Berarti, ada 'orang kaya (pengetahuan) sekaligus ikhlas' yang telah memberikan pengetahuannya lewat kritik tersebut.

Tentu, ada orang yang demikian. Tinggal, apakah orang-orang tersebut diapresiasi kritikannya atau tidak.

Mengapresiasi kritik juga bukan perkara mudah. Ini juga perlu sudut pandang ikhlas dan takikhlas dalam menerima kritik.

Ada orang-orang yang ikhlas menerima kritikan, karena dia tahu bahwa kritikan tersebut dapat membuatnya lebih baik untuk ke depan. Ada pula yang tidak ikhlas, karena merasa kritikan itu belum tentu menjadikannya lebih baik di kesempatan berikutnya.

Orang-orang yang ikhlas terhadap kritikan seringkali dianggap pihak benar dan teladan. Sebaliknya, orang yang kurang hingga tidak ikhlas dengan kritikan yang menghampiri dianggap bebal dan takpatut ditiru.

Padahal, orang yang kurang atau belum mau menerima kritik juga belum tentu karena bebal. Bisa saja, karena dia sebenarnya tahu bahwa dirinya salah dan ingin memperbaikinya, namun dengan cara yang ia sudah persiapkan sendiri.

Apakah itu ada? Pasti ada.

Orang yang sudah sampai pada tahap dikritik orang lain, berarti dia sudah melakukan tahap yang namanya praktik. Artinya, dia juga tahu dasar awal, alias teori.

Namanya teori, pasti berusaha membentuk skema yang ideal, bukan? Tetapi, apakah saat dipraktikkan, hasilnya akan menjadi ideal?

Misalnya, saya dikritik orang lain karena tulisan saya gaje. Itu karena saya sudah menulis (praktik), dan saya sudah cukup membaca beberapa kiat menulis (teori) yang benar dan baik. Tetapi, apakah praktiknya bisa mewujudkan kiat-kiat tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun