Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ayam dan Telur, dari Lawan Menjadi Kawan

16 Desember 2020   16:34 Diperbarui: 16 Desember 2020   16:56 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini difoto aja kan? Gak dimakan kan? :') Gambar: Pexels/Maxine Novick

Menu nasi dengan telur dan sambal sering menjadi favorit taklekang waktu. Gambar: Dokumentasi Deddy HS
Menu nasi dengan telur dan sambal sering menjadi favorit taklekang waktu. Gambar: Dokumentasi Deddy HS
Akhirnya, saya seperti orang normal. Kira-kira begitu batin saya saat pertama kali berhasil melalui proses seminggu pasca mengonsumsi telur tanpa gejala gatal-gatal.

Maklum, ketika saya masih mengalami alergi, kulit tubuh saya penuh luka. Itu yang membuat saya pernah dianggap kudisan. Padahal bukan. Itu pula yang membuat saya memahami bahwa masih banyak orang yang tidak tahu apa itu alergi. Sungguh memprihatinkan.

Setelah berhasil menaklukkan telur, tahap "bermain" saya tiba pada arena "Ayam Goreng". Beruntung, saya lebih tua dari Ipin, sehingga saya sudah tidak iri dengan Ipin kalau dia sedang makan menu favoritnya itu.

Ternyata laju pertempuran saya dengan ayam goreng berhasil mengeluarkan saya sebagai pemenangnya. Tubuh saya menjadi ramah dengan potongan-potongan daging ayam yang biasanya juga tersajikan di acara-acara pernikahan di kampung.

Berdasarkan keberhasilan itu, saya pun resmi menjadi orang yang bisa mengonsumsi asupan protein dari mana saja. Bahkan, termasuk makanan laut. Tetapi, khusus yang ini saya masih menganggap level kesulitannya 50-50.

Menurut saya--berdasarkan yang tubuh saya alami, kadar protein pada makanan laut lebih tinggi dari ayam dan telur. Selain itu, saya juga sedang tidak tinggal di daerah yang sumber daya alamnya menyajikan ikan sebagai "teman hidup" sehari-hari. Itulah yang membuat saya masih belum akrab seperti dengan ayam dan telur.

Benar, sekarang saya sudah menjadikan ayam dan telur sebagai teman saya. Walau, sepertinya telur yang lebih akrab dengan saya. Karena, dia lebih sering mampir di piring, dan harganya juga masih terjangkau.

Menu ini sangat cocok saat hujan. :) Gambar: Dokumentasi Deddy HS
Menu ini sangat cocok saat hujan. :) Gambar: Dokumentasi Deddy HS
Selain itu, mengonsumsi telur juga tidak membuat saya bermimpi dipatuk ayam. Biasanya kalau tanggal tua dan ingin mengonsumsi ayam, pilihan paling cocok selain ceker adalah kepala ayam.

Tetapi, kalau sebelum makan mata memandang potongan kepala ayam, saya menjadi teringat dengan puluhan ayam yang pernah menjadi teman saya di rumah sewaktu kecil. Maaf ya, Yam. Nyam-nyam-nyam.

Ini difoto aja kan? Gak dimakan kan? :') Gambar: Pexels/Maxine Novick
Ini difoto aja kan? Gak dimakan kan? :') Gambar: Pexels/Maxine Novick
Oya, mengenai manfaat mengonsumsi daging ayam dan telur, saya tentu sepakat bahwa dua makanan itu sangat penting untuk nutrisi tubuh kita. Tetapi, saya juga tidak memaksakan kepada pembaca yang mungkin memiliki alergi yang tinggi (anafilaksis) terhadap daging ayam dan telur untuk mengonsumsinya.

Saya bisa seperti sekarang sangat membutuhkan proses. Butuh kesabaran untuk menahan diri dari godaan mencicipi daging ayam dan telur, walau adakalanya pula saya bandel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun