Saya tentu tidak akan menceritakan pasca kejadian secara detil. Karena sudah bisa ditebak, bahwa masyarakat sekitar pasti akan datang untuk menolong.
Akhirnya jadwal untuk pesan tiket kereta jalur lokal saya batalkan. Beberapa agenda harus batal juga, termasuk untuk datang ke acara Patjar Merah. Saya pun akhirnya harus fokus memulihkan kaki yang "gemuk" sebelah.
Pengalaman ini terpaksa saya bagikan untuk menunjukkan bahwa nasib pesepeda di jalan raya bisa dikatakan sangat terintimidasi. Apa yang terlihat di feed, story, hingga vlog tidak seindah kenyataannya.
Karena tetap saja saya berpikir bahwa bersepeda itu adalah hal yang sama ketika kita menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Para pesepeda juga berhak menggunakan jalan.
Jadi, ketika ada viral tentang bersepeda, saya harap ini menjadi gerbang bagi Indonesia untuk peduli terhadap hak bersepeda. Untuk pemerintah tentu diharapkan dapat memberikan kebijakan dan fasilitas untuk pesepeda.
Sedangkan untuk masyarakat, marilah kita saling menjaga gaya berkendara. Karena, nyawa kita saat berkendara sudah menjadi modal untuk bertaruh antara hidup atau mati di jalan.
Malang, 25-28 Juni 2020
Deddy Husein S.
Sebuah catatan kecil:
Tidak lama setelah itu, dengan sangat kebetulan PT. KAI meluncurkan KAI ACCESS. Meski saat itu saya sudah ada di Malang, dan sejak saat itu sampai sekarang belum pernah pulang kampung/menggunakan KAI ACCESS. Namun, setidaknya luapan kritik--mengapa pesan tiket masih offline--dalam pikiran saya berhasil menjadi kenyataan. Hehe.