Kedua, secara fisik, pemain ini sudah memenuhi dua prinsip yang harus dimiliki seorang target-man, yaitu, kemampuan berduel dengan pemain lawan, dan kemampuan melindungi bola. Berpostur 180-an cm, maka, kebutuhan terhadap dua hal tersebut dapat dipenuhi.
Ketiga, jam terbang. Harapannya selama dua musim kompetisi (2019 dan 2020) nanti, Marinus akan dapat mengembangkan kualitas bermainnya.Â
Kita ambil contoh pada masa transisi perkembangan Marinus, yakni pasca membela timnas U-19 dengan saat sudah berada di Bhayangkara FC. Terlihat sekali adanya perkembangan permainan dari Marinus, ketika kita melihatnya bermain lagi di timnas (junior/U-22).Â
Artinya, si pemain memiliki kemampuan bagus dalam belajar sepak bola, baik dari segi teknis maupun non-teknis. Sehingga, dapat diharapkan bahwa si pemain akan semakin berkembang dalam kurun waktu dua musim ke depan sebelum AFF digelar.
Keempat, adalah memperhitungkan poin ketiga tersebut, maka harapannya adalah kualitas.Â
Kualitas menguasai bola, kualitas membagi bola dan mengeksekusi peluang (final touch) adalah syarat harus dimiliki dan dikembangkan oleh Marinus. Sehingga, potensi membela timnas senior di usia 22 atau 23 tahun nanti, bukan sebuah hal yang gagap bagi Marinus. Apalagi dengan pendewasaan dirinya dalam menyikapi situasi di lapangan yang (seharusnya) kian membaik.
Poin terakhir adalah karakter. Marinus memiliki karakter alami yang kuat sebagai petarung dan ini yang jarang ditemukan di pemain-pemain depan timnas Indonesia. Memang ada konsekuensi dari sifat petarung ini.Â
Jika kalah duel akan emosi, jika menang duel akan jumawa. Sungguh dinamis. Namun, tetap saja timnas Indonesia memerlukan pemain seperti ini. Karena, keberadaan Marinus adalah untuk mengintimidasi pertahanan lawan, sehingga lawan tidak mampu keluar dari tekanan.Â
Apalagi jika Indonesia masih dapat menikmati kontribusi maksimal dari Evan Dimas yang semakin senior dan Egy Maulana Vikri yang akan semakin matang. Maka, Marinus akan menjadi antagonis yang paling menyebalkan bagi pertahanan lawan dan itu akan sangat merepotkan bagi pertahanan lawan.
Namun, harapan ini sangat bergantung pada beberapa poin penting yang berdiri di antara kaki Marinus dan kaki-kaki lainnya. Kesempatan bermain di level klub dan pembuktian kualitasnya di lapangan. Jika, Marinus dapat tetap low-profile dan bekerja keras, maka, tidak menutup kemungkinan bahwa masa depan Marinus dan timnas Indonesia akan cerah.Â
Terlepas dari ada atau tidak adanya pemain naturalisasi. Walau tidak dipungkiri pula bahwa, keberadaan pemain naturalisasi juga penting. Namun, akan semakin penting lagi jika Indonesia menancapkan kuku-kuku tajamnya melalui para pemain asli Indonesia.