Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kado Tahun Baru 2019: Kebebasan Menulis yang Terarah

31 Desember 2018   19:10 Diperbarui: 1 Januari 2019   08:08 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beny terlihat memeluk ibunya dan kejadian mengharukan itu menjadi potret akhir dari cerita ini.
---

Lalu, apa yang kita dapatkan dari cerita tersebut?

Jika ditarik ke ranah penulisan, apa yang dilakukan Beny adalah implementasi dari seorang penulis yang awalnya diperbolehkan menulis dengan bebas dan sesuka hati---menyesuaikan dengan kegemarannya, namun, seiring berjalannya waktu, si penulis harus menempa dirinya untuk menjadi penulis yang faham tentang cara menulis yang benar dan baik.

Apalagi jika menulis sebuah karya kreatif. Maka, sangat diperlukan adanya proses mempelajari, mengenali, dan mengujicoba teori yang menuntun kita untuk dapat menulis kreatif. Artinya, menulis juga tidaklah bebas.

Menulis akan dinilai bebas, jika yang menulis adalah pemula, seperti di saat Beny kecil yang dibiarkan bebas bermain layang-layang namun dilarang bermain saat akan ujian sekolah. Sama seperti penahapan dari seorang penulis yang lambat laun pasti akan menaikkan level kepenulisannya. Tidak akan mungkin dia akan terus hanya menulis tentang perjalanan hidupnya saja, bukan? Bisa jadi, dia akan mulai tertarik dengan hal-hal baru yang dapat ditulisnya walau bukan sebagai pelaku utamanya.

Hal ini sama dengan penulis karya kreatif yang awalnya hanya menulis tentang puisi curahan hati, namun, seiring bertambahnya usia, dia akan mulai menulis tentang puisi yang penuh dengan falsafah kehidupan. Artinya, manusia terus berubah-ubah, mengikuti perjalanan waktu, dan akan menyadari ketika sudah mengalaminya sendiri.

Lalu, mengapa si Beny tidak diingatkan belajar saat pekan ujian? Mengapa justru Beny diajak ibunya ke sana-ke mari?

Ibaratnya, penulis yang sudah tahu bahwa menulis itu ternyata tidak gampang dan sebebas yang awalnya dipikirkan. Maka, dia secara naluriah akan sadar sendiri untuk selalu belajar demi meningkatkan batas kemampuan dan kualitas tulisan, TANPA PERLU DIINGATKAN.

Bahkan, seorang penulis yang sudah profesional, selalu menghabiskan waktunya untuk membaca terlebih dahulu, memahami terlebih dahulu tentang apa saja yang ingin dia tulis. Karena, menulis tidaklah bebas. Bahkan, menulis catatan harian, semacam diari, seseorang perlu terlebih dahulu bangun dari tidur, pergi keluar rumah untuk membeli makanan, berinteraksi dengan penjual, dan bertegur sapa dengan tetangga. Artinya, menulis diari saja perlu kehidupan yang nyata, apalagi menulis hal lain---termasuk menulis kreatif.

Kemudian, di bagian akhir cerita Beny adalah ibunya memberikan hadiah kepadanya, sebagai hadiah kelulusan yang bahkan belum diumumkan oleh pihak sekolah Beny. Begitupula dengan Beny yang tentunya belum tahu hasil dari ujian sekolahnya. Namun, ternyata sang ibu sudah memberikan hadiah untuknya. Artinya apa?

Ini adalah fase akhir yang tidak murni akhir dari segalanya bagi perjalanan seorang penulis. Yaitu, apresiasi karya tulisan. Siapa yang rela jika karya tulisnya tidak ada yang membaca dan tidak ada yang mengapresiasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun