Mohon tunggu...
deborah hutaurukciracas
deborah hutaurukciracas Mohon Tunggu... Human Resources - penggemar bola, musik rock, hobby jalan kaki

SMA A1 di JKT, BSC S1 di USA, MM/ S2 di Americas dan Jakarta. Learning is a curious process to gain something or to give up something

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mendirikan SSB Usia Dini atau Remaja yang Tangguh di Jakarta

10 September 2021   23:40 Diperbarui: 10 September 2021   23:40 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya selalu mengagumi kualitas English Premier League dan La Liga Spanyol.  Saya bisa melihat bahwa dalam bola banyak sekali komponen pendukung untuk membentuk klub bola/SSB  yang tangguh, berkualitas. 

Faktor-faktor penentu yang patut kita perhitungkan dengan serius agar SSB kita solid, terpercaya, dan tangguh serta memiliki pemain-pemain talent serta orangtua yang supportive:

1. VIsi misi klub/SSB menentukan arah organisasi

2. Ambisi klub: mau dibawa ke mana klub/SSB ini

3. Warna klub (menjadi budaya dan identitas)

4. TIpe pemain yang diinginkan, agar tim menjadi SSB tangguh berkualitas

5. Squad seperti bagaimana. Apakah tipe defense, tic-tac, dsb karena ini akan menentukan komposisi

6. Coach yang bersertifikat apa, karakter bagaimana, dan kompetensi2 apa yang dimiliki

7. Berapa biaya SSB bulanan (menentukan lapangan latihan, frekuensi latihan, kualitas jersey, biaya daftar sana sini)

8. Berapa kompetesi dalam sebulan yang diikuti, karena ujung-ujungnya ke biaya.

9. Target juara berapa kali dalam setahun. (apakah 8 besar menjadi standar minimum?)

10. Sisdur pendaftaran yayasan/klub di Askot bagaimana? 

11. Evaluasi kesuksesan coach dan pemain ikuti standar nasional atau klub?

12. fasilitas kebersihan dan kesehatan apa yang minimal dipenuhi klub?

13.  Bagaiamana sistem degradasi dan promosi, serta perputaran pemain

14. Berapa pemain yang wajib dimiliki oleh satu jenjang usia?

15. Bagaimana ikatan kontrak pemain, coach, atau apabila pemain ditaksir klub liga 1,2,3?

16. Kompensasi apa yang didapat SSB setelah pemain direkrut (tujuan kompensasi adlh pembinaan sdm/pemain-pemain baru agar SSB semakin kompetitif/berkualitas).

17. SIstem gizi spt apa yang patut kita kordinasikan dengan orangtua? Kekuatan fisik seperti apa yang harus diprogramkan setiap jenjang usia?

18. Bagaimana agar pemain kita terpilih sebagai pemain elite Propinsi/Nasional (U15/U16/U17)?

Tidak ada faktor yang mudah.

Semua  butuh biaya, emosi, pemikiran matang, planning, strategi pemenangan, berbagai meeting, diskusi dengan pelatih/orangtua, konsultasi dengan coach senior/PSSI/Askot, bagaimana kontrak pemain/coach, dsb.

Maka apabila beberapa sumber terbatas, terutama dana atau lokasi latihan, maka diperlukan:

1. VIsi misi yang sesuai dengan keinginan ketua/pemilik, dan bisa direvisi apabila SSB berkembang

2. Tentukan lapangan yang cocok dengan bagi  SSB untuk lakukan drilling/latihan, karena lokasi menentukan rekrutan pemain.

2. Tnetukan batasan usia, berbasis tahun kelahiran. Mulai saja dari satu jenjang umur dulu.

3. Tentukan mekanisme rekrutmen pemain, coach, staff pengurus, administrasi

4. Tentukan logo, jersey, sbg spirit/budaya dari team

5. Pastikan standar biaya, apakah bulanan, gratis, atau tahunan. Ini harus jelas dari awal sebelum anak terekrut, agar tidak ada miskom dengan orangtua/pendamping.

6. Tentukan standar seleksi/kelolosan pemain/coach. APakah perlu pakai nilai raport sekolah, sertifikasi, atau pure talent

7. Tentukan standar fasilitas di lapangan, biasanya SSB di Jakarta menyewa lapangan berbasis tarif bulanan, atau jumlah latihan. 

8. Standar drilling yg akan dipakai dan kedisiplinan yg akan diterapkan. COntoh: pemain harus bawa tumbler sendiri, tidak membuang sampah sembarang di lapangan sewa/tanding, pelatih wajib disiplin hadir tepat waktu, pemain harus tiba 90 menit di lapangan tanding, dsb.

9. Kalau bisa ada pelatih golkeeper khusus bagi penjaga gawant/atau back.

10. BUat surat pemberitahuan sbg sarana komunikasi resmi ke orangtua/sekolah formalnya (SD/SMP/SMA), karena terkadang waktu pertandingan bisa bentrok dengan jam pelajaran/ekstrakurriler.

11. Lengkapi biodata pemain dan coach. Kenalilah tempat tinggal mereka. Kenali hobby pemain. 

12. kenali ketahanan fisik pemain

13. Lengkapi coach dengan alat kerja, termasuk video youtube, komputer, agar bisa membuat laporan latihan/pertandingan, evaluasi pemain, progress team, dan mempertanggungjawabkan hasil ke ketua SSB.

14.Jalin komunikasi periodik dengan orangtua, pengurus SSB, sesama coach, coach dr SSB lain, ASKOT, ASPROV, dll. Pastikan nama baik SSB.

15. Berikan pujian bagi pemain yang berhasil mencapai indikator keberhasilan tertentu. MIsalnya; pemain hadir selalu on time 100%. Pemain latihan drilling bola di rumah 50 menit sehari agar membantu motorik skill di lpgn. Pemain sering baca artikel/buku/video soal upgrade skill bola dan mempraktikkan. Pemain selalu perhatian komitmen team. DSB

TIdak mudah membangun SSB. Paling sulit merekrut pemain muda yang gigih, fisik kuat, pantang menyerah, teamworknya bagus, kreatif, dll. Memiliki coach yang mau belajar dan terus evaluasi progress pun perlu komitmen tinggi. Orangtua para pemain SSB pun harus dukung, mempercayai COACH memutuskan yang terbaik bagi team, terutama saat memilih squad line up di saat pertandingan.

Bakat bisa diasah dengan latihan. Membangun team solid perlu waktu. Mari majukan sepakbola Indonesia, dimulai dari SSB kota/daerah. KITA pasti BISA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun